![]() |
Gambar : Google |
Penulis yakni kolomnis portal Website Kmamesir.org
Pada kala pertengahan, gerakan imperialisme salib dimulai lebih dari 8 kala lampau.
Agar catatan sejarah tak terpotong, pada Muharram 660 H, Al Hakim dilantik menjadi Khalifah di Mesir. Tepatnya sesudah Al Muntashir wafat. Sejak itu pula Baibres mulai meniup jihad melawan Tatar di bawah Hulagu yang sudah bersatu dengan Salibis.
Pada 664 (1265 M), Sulthan Zahir Baibres berhasil menguasai Qaishariah dan Haifa di Palestina. Juga kota Arsuf sanggup direbut sesudah 40 hari pengepungan. Pada 1268, 1271 berturut turut Antiokia dan Benteng Akrad sanggup dikuasai pasukan Islam.
Pada 671 (1272 M) ada percik api dimana Tatar akan menyeberangi Eufrat pada bulan desember dengan niat kembali menguasai bumi Syam. Namun Baibres berhasil menghalau. Selanjutnya banyak perang kecil muncul pada masa ini. Baibres balasannya wafat sekitar tahun 677 H. Ia digantikan oleh putranya Barakah.
Barakah tidak usang menguasai kerajaan, pulang dari Armenia pada 1279 M, Ia sudah dikudeta. Adiknya Salamis naik tahta. Namun alasannya usianya masih amat belia, sekitar 7 tahun dikala itu,sementara Tatar dan Salib semakin gencar melaksanakan penaklukan, maka Qalawun dilantik menjadi Sultan dengan gelar Al Malik Al Manshur.
Pada masa Qalawun, banyak dilakukan perjanjian dagang dan politik dengan aneka macam daerah, termasuk Genoa, Sicilia, Tyre dan lain sebagainya. Pada masanya pula, Tripoli berhasil dibebaskan dari Salibis pada 1289. Setelah pembunuhan massal oleh pasukan Raja Henry terhadap pedangan Muslim di Acra pada 1290, Qalawun memutuskan perjanjian dan melaksanakan serangan jawaban sebagai pertanggung jawaban. Namun naas Ia wafat dikala pengepungan masih berlangsung. Selanjutnya Khalil putranya dilantik menjadi Sultan.
Setelah mengepung kota itu selama lebih dari satu bulan Kota Akka balasannya jatuh. Jatuhnya Akka mengakhir nasib kota-kota salib yang tersisa ditepi pantai. Kota Tyre ditaklukan 18 mei, Sidon 14 juli; Beirut mengalah pada 21 juli, Antarkus diduduki pada 3 Agustus dan benteng Athlith yang ditingalkan Ksatria Templar dihancurkan pada pertengahan Agustus tahun 1292
Perang Salib era ini dimulai pada tahun 1492 H. Tepatnya pada peringatan dua kala kaum muslimin menguasai Benteng Akka pada Mei tahun 1291, sesudah pengepungan yang berlangsung selama satu bulan semenjak 5 April 1291.
Setelah tentara salib mengeleminasi peradaban Islam di bumi Eropa, tepatnya di Andalusia, sesudah kejatuhan Granada pada Rabiul Awal tahun 897 atau Januari 1492. Selanjutnya pada bulan Agustus tahun tersebut pula, dimulailah gerakan imperium salib episode baru.
"Paling terang tentu perjuangan yang dilakukan Cristopher Columbus (1506) yang menjadi penerus dari Imperlis Salib di tanah Arab-Islam. Ketika ia salah jalur, kemudian masuk ke Amerika, kemudian pada 1497 mencoba melaksanakan perluasan salib di bawah pimpinan seorang Portugal berjulukan Vasco Da Gama (1524).
Vasco Da Gama mulai melaksanakan perluasan militer ke wilayah Islam Hindia, di sini, tentara Mamalik pernah berusaha mencegah perjuangan mereka dengan mencegat pasukan Da Gama di Meina pada 1504 (910 H).
Kemudian dilanjutkan oleh seorang petarung Portugis berjulukan Ferdinand Magelan (1521) yang mencoba memasuki Filipina. Sejak itu misi misionaris menggerogoti Filipina, dimana ibukotanya Manila dikala itu berakar dari kata (Amanillah)." (Prof. Dr. Muhammad Imarah).
Palestina selalu menjadi simbol kontradiksi kecemburuan abnormal terhadap Islam. Maka alasan Columbus melaksanakan pelayaran ke dunia gres (Amerika, Afrika dan Hindia) yakni untuk menghasilkan rempah rempah dan uang.
Ini tercermin dari Surat Columbus kepada Yang Mulia Raja Ferdinand dan Ratu Isabella di Spanyol, Ia menulis, "Sesungguhnya tujuan pelayaran kami yakni untuk menghasilkan uang yang banyak sehingga kita sanggup kembali menguasai negeri Suci Yerussalem dalam tempo tiga tahun. Maka saya tegaskan kepada Baginda berdua bahwa semua rampasan yang saya bawa ini akan dimanfaatkan untuk membebaskan Kota Suci. Pasti baginda akan berbahagia sembari berkata, ini membanggakan kami." Demikian nukilan Ahmad Abdul Mukti dalam tulisannya di Ahram 2004 dengan judul Awwal Israil Akhir Amrika.
Kembali melalui suratnya yang lain pada tahun 907/1501 Columbus kembali menegaskan tujuan pelayarannya pada Agustus 1492. Dimana dalam perjalanannya ke Afrika dan Dataran Barat Hindia yakni untuk melemahkan perekonomian ummat Islam.
Ia menegaskan, dengan menguasai ekonomi ummat Islam, sanggup mengalihkan perhatian ummat Islam sehingga dengan mudahnya Salibis menerkam kembali Palestina. Ia ingin kembali menguasai tanah suci Quds sesudah tiga kala dikuasai oleh ummat Islam melalui Sultan Agung Shalahuddin Al Ayyubi.
Dengan sangat lengkap di dalam "Ba'da Gharnathah Ja-a Daur Al Quds" (Setelah Granada Giliran Al Quds), Dr. Hatim Thahawi menulis bahwa Salibis menyembunyikan tujuan aslinya, seolah mereka murni mencari harta,padahal hakikatnya mereka sedang memperjuangkan ideologi mereka. Begitulah penjajah Salib merempas ingatan dan peradaban kita, dengan mencabut akar-akar ideologi dari aliran sehingga yang tampak hanya kasus bahan saja. Wallahu A'lam.