Monday, 23 September 2019

Beginilah Cara Pastor Membela Kepalsuan Bibel

Alih-alih memberi pertanggungjawaban iman untuk memberi rujukan terhadap umat Kristen dalam menghadapi pertanyaan umat Islam perihal iman kristiani, Romo Professor Christian W Troll SJ menulis buku “Christian Responses to Muslim Questions.” Buku apologetika kristiani ini diterbitkan dalam edisi Indonesia “Muslim Bertanya Kristen Menjawab” oleh Gramedia.Dalam pengantarnya, Christian Troll mengutip Al-Qur’an surat An-Nahl 125 sebagai salah satu argumen mengapa buku itu ditulis. Ayat ini dipadukan dengan ayat Alkitab (I Petrus 3:15) sebagailandasan obrolan antar iman.Dalam buku setebal 256 halaman ini, Pastor Troll menjawab banyak sekali pertanyaan umat Islam terhadap iman kristiani. Seluruh pertanyaan itu diklasifikasikan dalam 12 kepingan mulai dari persoalan otentisitas kitab suci, ketuhanan Yesus, doktrin trinitas, penyaliban, penebusan dosa, hingga gereja dan pluralitas agama.Pada Bab I “Kitab Suci dan Sabda Tuhan” (hlm 1-11), Troll berusaha menjawab banyak sekali pertanyaan umat Islam terhadap otentisitas Alkitab (Bibel). Ia memulai dengan memaparkan sebelas pertanyaan umat Islam, di antaranya:

1. Mengapa Injil berjumlah empat dan bukan satu? Manakah Injil yang bersifat asli?

2. Apakah adanya perbedaan penyajian di dalam keempat Injil merupakan bukti bahwa Injil itu sudah tidak orisinil lagi?

3. Bagaimana mungkin Kitab Suci yakni Sabda Tuhan, kalau hampir semua kitab itu menggunakan nama pengarangnya (Yesaya, Matius, Markus, dsb)?

4. Bagaimana bisa mengukur dapat dipercaya para penulis kitab suci sebagai Pembawa

Berita padahal mereka sendiri bukan saksi mata terhadap wahyu dan juga bukan merupakan orang-orang yang mendapatkan dan memperlihatkan informasi dari para pendahulu dan menyampaikannya kepada generasi-generasi berikutnya secara tidak terputus, sebagaimana terjadi dengan kumpulan goresan pena banyak sekali kata dan tindakan Nabi Muhammad SAW yang disebut hadits itu?Penginjil Lukas contohnya tidak pernah bertemu dengan Yesus secara pribadi, dan di awal Injilnya pun ia tidak menyebut nama-nama pendahulu yang mempunyai otoritas sebagai saksi-saksi wacana hidup dan karya Yesus (lihat Lukas 1:1-4).

5. Lima buku pertama dari Alkitab (Pentateuch) mustahil merupakan goresan pena Nabi Musa, contohnya alasannya yakni KitabUlangan 34:5-8 (kitab kelima) berbicara wacana maut Musa. Bagian ini seharusnya bukan ditulis oleh Musa sendiri melainkan oleh seorang penulis lain. Hal serupa sanggup ditemukan juga di dalam kepingan lain dari Alkitab.

6. Injil-injil di dalam kitab Suci Perjanjian Baru penuh dengan kontradiksi, contohnya menyangkut dongeng wacana silsilah Yesus, wacana Yesus memasuki Kota Yerusalem, dan wacana penyangkalan Petrus.

7. Injil-injil ditulis oleh empat orang yang berbeda, dan tidak satupun dari mereka yang bertemu dengan Yesus secara langsung. Oleh alasannya yakni itu, keempat Injil tidak bisa memenuhi kriteria paling mendasar wacana sebuah tradisi yangcalid menyerupai yang ditulis dalam haditsmutawatir, bahwa sebuah perkataan atau perbuatan nabi harus berada dalamsebuah rangkaian dongeng yang tidak terputus hingga hingga kepada pencerita pertama.

8. Orang Kristen mengakui bahwa mereka tidak memasukkan sejumlah Injilke dalam Kitab Kanonik alasannya yakni Injil-injil itu merupakan Injil-injil apokrif.

Dalam ulasannya, tak satupun pertanyaan-pertanyaan tersebut yang dijawab secara tuntas oleh Christian Troll. Ia hanya menjawab dengan argumen menghindar (ngeles) dan berputar-putar. Troll menutup pembahasan ini, dengan dalih bahwa obrolan yang menekankan perbedaan-perbedaan itu sangat tidak menguntungkan obrolan antarumat beragama.“Adalah tidak menguntungkan di dalam upaya obrolan jikalau pertama-tama terdapatupaya untuk menekankan perbedaan-perbedaan antara keempat Injil, atau mengembalikan keharmonisan di antaraempat Injil.” (hlm. 9).…Pastor Christian Troll gagal memberi pertanggungjawaban iman menyerupai digembar-gemborkannya. Mengapa seorang pastor bergelar professor tidakmampu menjelaskan pertentangan Bibel?…Dengan gaya menghindar menyerupai itu, jelaslah bahwa Pastor Christian Troll telah gagal memberi pertanggungjawaban iman menyerupai digembar-gemborkannya. Umat pun bertanya-tanya, mengapa seorang pastor bergelar professor tidak bisa menjelaskan pertentangan Alkitab soal silsilah Yesus?Seharusnya, sebagai rohaniawan yang juga ilmuwan, terus terang mengakui adanya pertentangan ayat Alkitab itu lebih baik daripada membela diri dengan jurusmenghindar dan berputar-putar. Karena faktanya, ia tidak bisa menjelaskan pertentangan silsilah Yesus dalam Bibel, misalnya:

1. Siapakah nama kakek Yesus? Menurut Injil Matius 1:16, Yesus yakni cucu Yakub, sedangkan berdasarkan Injil Lukas 3:23, Yesus yakni cucu Eli.

2. Yesus keturunan Abraham yang ke berapa? Menurut Injil Matius 1:1-16, Yesus yakni keturunan Abraham yang ke-41, sedangkan berdasarkan Injil Lukas 3: 23-38, Yesus yakni keturunan Abraham yang ke-57.

3. Siapakah anak Daud yang menurunkan Yesus? Menurut Injil 1:6, Yesus keturunan Salomo bin Daud, sedangkan berdasarkan Injil Lukas 3:31, Yesus yakni keturunan Natan bin Daud.

Kontradiksi itu hanyalah sekedar contoh,padahal dalam banyak sekali buku ilmiah, ada ratusan daftar pertentangan ayat dalam Bibel. Misalnya, dalam buku“Dokumen Pemalsuan Alkitab: Menyambut Kristenisasi Berwajah Islam,”Molyadi Samuel mencantumkan 101 daftar pertentangan ayat dalam Perjanjian Lama dan 101 pertentangan ayat dalam Perjanjian Baru.Sebagai buku apologetika kristiani, bukuMuslim Bertanya Kristen Menjawabini sama sekali tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan umat Islam. Maka sangat mengherankan jikalau dua orang professorMuslim memuji buku pastor ini sebagai karya ilmiah yang yang sangat menarik, sistematis, berimbang, argumentatif, tulus, objektif, cerdas dan jujur.Pujian yang Tidak Jujur dan Tidak CerdasUntuk menambah daya tarik buku ini, penerbit mengendorsedengan Kata Pengantar empat tokoh nasional: Kata Pengantar Prof Komaruddin Hidayat (Rektor UIN Jakarta), Prof Dr Din Syamsuddin (Ketua Umum PP Muhammadiyah), Pendeta Andreas Yewangoe (Ketua Umum PGI), dan Franz Magnis Suseno SJ (Dosen Pasca Sarjana STF Driyarkara). Bahkan sampul depannya dipajang kutipan Kata Pengantar Din Syamsuddin.Pendeta Andreas Yewangoe, menyanjung buku ini sebagai karya tulis yang membeberkan iman kristiani secara jujur dan apa adanya. Karenanya,Ketua Umum PGI ini berharap semoga buku ini meningkatkan saling pengertian antara umat Islam dan Kristen.“Buku ini, sejauh yang saya pahami yakni goresan pena yang berusaha sedapat mungkin memperlihatkan jawaban-jawaban yang jujur, apa adanya mengenai inti iman Kristen, dan bagaimana inti itu dijabarkan, baik di dalam pengajaran, maupun di dalam sikap etis… Kiranya buku ini bermanfaat untuk tercapainya pengertian di antara para penganut kedua agama besar Kristen dan Islam.” (hlm. xxv).…Pastor sama sekali tidak menjawab pertanyaan umat Islam. Maka sangat mengherankan jikalau dua orang professorMuslim memujinya sebagai karya ilmiah yang yang sangat menarik, sistematis, berimbang, argumentatif, tulus, objektif, cerdas dan jujur….Sementara itu, Romo Franz Magnis Suseno SJ mengimbau semoga buku ini menjadi bacaan luas umat Islam dan Kristen, alasannya yakni isinya sangat mencerahkan. “Bagi saya sendiri buku Christian Troll ini mencerahkan… Saya mengharapkan bahwa buku ini dibaca luas baik di kalangan Kristiani maupun di kalangan Muslim.” (hlm. xxx).Tak mau kalah, Din Syamsuddin memuji buku pastor ini setinggi langit, melebihi apresiasi pendeta Kristen dan pastor Katolik. Din menyanjung buku ini sebagaikarya tulis yang sangat menarik, sistematis, berimbang, argumentatif, nrimo dan objektif.“Buku Muslim Bertanya Kristen Menjawabini kiranya sanggup menjadi salah satu sarana untuk menjembatani usaha-usaha saling mengenal antara umat Muslim dan Kristen. Christian W Troll, penulisnya, berusaha menyajikan bahan obrolan antaragama secara sistematis dan objektif.Segalanya disampaikan secara berimbang, mulai dari pertanyaan-pertanyaan mendasar umat Muslim terhadap dogma-dogma Kristen yang acapkali mempunyai kemiripan dengan Islam, serta alasan-alasan kitabiyah yang mendasari pertanyaan tersebut. Sebaliknya, jawaban-jawaban dogmatis Kristen pun disajikan dengan latar belakang ajaran-ajaran mereka.Satu hal yang paling menarik dari buku ini yakni tidak adanya sama sekali konsep-konsep yang disajikan secara argumentatif, apalagi menjurus ke persuasif.Tanya jawab yang disajikan yakni benar-benar murni, mewakili cita-cita untuk mengenal dan sebaliknya menjelaskan secara tulus, dan jadinya hanya bersifat paparan objektif belaka. Tidak ada pembenaran, penyalahan, tidak ada argumen maupun stigma terhadap satu ajaran,” (hlm. xxxii).Kejujuran dan objektivitas kedua tokoh ini patut dipertanyakan. Karena Pastor Christian Troll sama sekali tidak bisa menjawab pertanyaan umat Islam terhadap kekristenan.Misalnya, kritikan terhadap Pentateuch (lima kitab Perjanjian Lama) yang diklaimumat Kristen sebagai kitab Taurat Musa. Umat Islam mengkritik kitab Ulangan dalam Alkitab itu bukan Taurat Musa, alasannya yakni salah satu pasalnya menceritakan kronologis maut dan penguburan Nabi Musa:“Lalu matilah Musa, hamba Tuhan itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman Tuhan. Dan dikuburkan-Nyalah ia di suatu lembah di tanah Moab, di saingan Bet-Peor, dan tidak ada orangyang tahu kuburnya hingga hari ini.Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dankekuatannya belum hilang. Orang Israelmenangisi Musadi dataran Moab tiga puluh hari lamanya. Maka berakhirlah hari-hari tangis perkabungan alasannya yakni Musa itu(Kitab Ulangan 34:5-8).Ayat ini menyatakan bahwa kitab Taurat Alkitab pada ketika ini bukanlah Kitab Taurat yang ditulis oleh Nabi Musa AS. Karena penalaran tidak bisa mendapatkan bahwa seseorang yang masih hidup bisa menceritakan kisah kematiannya. Mustahil orang yang sudah meninggal bisa menulis kisah kematiannya sendiri dalam sebuah kitab.Tanpa menjawab pertanyaan ini, Troll malah mengumbar statemen bahwa seluruh isi Alkitab yakni ide Tuhan.“Alkitab, juga termasuk keempat Injil, ditulis oleh para penulis yang sudah diinspirasikan oleh Allah sendiri. Alkitab yakni Sabda Allah alasannya yakni ditulis di bawah ide Ilahi.Dalam banyak sekali kitab di dalam kitab suci itu sendiri terdapat tulisan-tulisan yang dihimpun sehabis sebuah periode pewarisan lisan. Hasilnya yakni teks-teks kitab suci yakni Alkitab yang disebut Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru yang dijaga dan dipakai oleh Gereja hingga ketika ini.Menurut iman Gereja, Alkitab memperlihatkan kesaksian dalam keseluruhannya wacana karya dan solidaritas dari Allah” (hlm. 7).Bila Alkitab yakni kitab yang terinspirasikan, mana mungkin Tuhan menginspirasikan kepada nabinya untuk menulis kisah maut dan penguburannya sendiri? Atau, mana mungkin Tuhan menginspirasikan kepada jasad seseorang untuk menulis kronologis maut dan penguburan dirinya? Ada-ada saja!! [A Ahmad Hizbullah MAG/suara-islam] http://www.voa-islam.com
banner

Related Posts: