Tgk. Muhammad Najid Akhtiar sedang memperlihatkan instruksi dan bahan Sekolah Menulis KMA. (sumber: Publikasi KMA) |
Acara tersebut diadakan sehabis registrasi kelas regular fiksi dan non-fiksi semenjak tanggal 23- 29 Juli kemarin. Selama tempo waktu yang di memutuskan tercatat sebanyak 46 mahasiswa Aceh mendaftar. Para pendaftarpun bervariasi, mulai dari mahasiswa kedatangan 2018 (rincong 18) hingga kedatangan 2016 bahkan hingga sarjana pun ikut berpartisipasi dalam Sekolah Menulis ini.
Acara dibuka pada pukul 10.00 waktu kairo, dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Quran kemudian kata-kata sambutan ketua KMA yang diwakili oleh Tgk. Mufadhdhal, dilanjutkan dengan kata-kata sambutan dari kepala Sekolah Menulis Tgk. Muhammad Mutawalli dan berlanjut pada program puncak, membahas perihal fiksi dan non-fiksi serta mendasar dalam menyelesaikan naskah yang diisi oleh Tgk. Muhammad Najid Akhtiar. Lc kemudian diakhiri dengan sesi foto bersama.
Baca Juga: el Asyi edisi 138 “Ayat-Ayat Sains"
Baca Juga: el Asyi edisi 138 “Ayat-Ayat Sains"
Dalam kata-kata sambutannya Tgk. Mufadhdhal memberikan pentingnya rasa disiplin serta patuh terhadap aturan-aturan Sekolah Menulis yang sudah ditetapkan alasannya hukum dan sistem yang telah dibuat memang benar-benar untuk mendukung menyelesaikan naskah buku.
Kemudian dilanjutkan oleh kepala sekolah. Dalam kesempatan tersebut Tgk. Mutawalli menceritakan sedikit perihal sejarah Sekolah Menulis dari masa ke masa serta perkembangan naskah yang dihasilkan dari tahun ke tahun. Ia juga membagikan tips dan motivasinya menulis selama ini.
“Menulis mirip makan dan minum bagi kita para penuntut ilmu. Sesibuk apapun anda sebagai manusia, takkan mungkin dalam sehari kita tidak mempunyai waktu untuk makan dan minum, begitu juga anda sebagai seorang penuntut ilmu, tidak logis jikalau beralasan tidak ada waktu untuk membaca dan menulis.” Pungkasnya.
Kemudian klarifikasi terhadap bahan sekaligus instruksi oleh Tgk. Muhammad Najid Akhtiar berlangsung sangat meriah. Sesekali canda tawa terdengar renyah dari mulut pemateri lulusan sarjana Fakultas Lughah Al-Arabiyah Universitas Al-Azhar itu. Dalam penjelasannya ia juga menyelipkan api-api semangat untuk membangkitkan gairah murid-murid gres dalam menyelesaikan naskahnya kelak.
“kita tidak bisa pribadi menjadi penulis mahir hanya dengan sekali menulis. Kesulitan di awal-awal menulis merupakan proses yang harus kita lalui, jangan pernah menolak proses.” Ucapnya dengan mimik khas.
Setelah bahan disampaikan oleh Tgk. Najid, kepala sekolah memberikan beberapa peraturan dan ketentuan Sekolah Menulis untuk generasi ke-9 ini. Kepala sekolah juga mengutarakan dogma dan optimismenya bahwa seluruh murid gres Sekolah Menulis KMA tahun ini semuanya akan bisa menerbitkan naskah.
Di tengah-tengah para murid mendengar wejangan serta instruksi dari pemateri, mereka juga disuguhkan banyak sekali hidangan untuk melegakan perut dari keroncongan. Alhasil, program tersebut berlangsung tertib, meriah dan bersinergi. Para murid gres terlihat sangat antusias mendengar instruksi dari pemateri bahkan diantara mereka ada yang ingin menuntaskan naskah lebih cepat dari tempo waktu yang diberikan.[]
Annas Muttaqin