Wednesday 9 October 2019

Organisasi Masisir, Penting Enggak Sih?

Oleh: Rahmiatul ‘Aini* 
(Image: enrichco.com)
“Munah, Kamu udah tau belom isu perihal salah satu mahasiswa ushuluddin yang terancam drop out karna sudah dua kali rasib? Kak Abdullah itu loh yang sering banget jadi ketua panitia di banyak sekali even.” 

“Oh, ya? Padahal ia keren banget, sering jadi pembicara di acara-acara juga, plus tampangnya yang ibarat oppa-oppa korea gitu, ih jadi sedih, mungkin karna kakaknya terlalu sibuk kali ya?” 

Berbicara perihal Masisir: kependekan untuk mahasiswa indonesia yang mencar ilmu di Mesir, tidak ada habisnya. Selalu saja ada hal menarik untuk diperbincangkan, salah satunya perihal aktifnya kegiatan organisasi di kalangan Masisir, sebenarnya apa sih kiprah organisasi Masisir? Penting enggak berorganisasi? Bukankah kita ke sini untuk kuliah, lantas kenapa malah disibukkan dengan kegiatan organisasi?


Beranjak dari dunia Sekolah Menengan Atas dan segudang cerita cinta menye-menyenya, kini kita dihadapkan pada sebuah dunia yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Iya, dunia perkuliahan. Menjadi seorang mahasiswa tidaklah sama ibarat berangkat pagi ke sekolah, duduk mendengarkan guru menjelaskan, pulang dan kemudian mengerjakan PR, begitu lagi terulang setiap harinya, akan tetapi seorang mahasiswa mempunyai tantangan yang lebih besar, banyak sekali pilihan, tawaran, serta kesempatan yang jikalau kita tidak arif memilah-milih dengan benar maka akan berakibat fatal bagi masa depan kita. 

Menjadi mahasiswa yaitu tahap di mana kita dilatih baik dari segi akademik, intelektual, dan emosional untuk sanggup terjun di masyarakat nantinya, banyak hal yang harus dipersiapkan, bukan cuma ilmu tapi juga pengalaman, cara berinteraksi dengan masyarakat, administrasi waktu, memahami skala prioritas dan sebagainya. Di samping, itu ada orangtua yang telah mengeluarkan banyak sekali biaya untuk perkuliahan kita dan mengharapkan kita lulus dengan IPK tinggi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. 

Begitu besar impian yang dibebankan kepada mahasiswa, apalagi mahasiswa yang berkuliah di Mesir, bukan hanya impian orang tua, tapi lebih dari itu kita yaitu orang-orang pilihan yang telah dipercayakan negara untuk menimba ilmu di Negeri Kinanah ini, begitu besar tantangan zaman yang akan kita hadapi, seyogyanya waktu yang singkat ini dipergunakan semaksimal mungkin untuk mengumpulkan bekal yang akan dibutuhkan di masa mendatang. 

Akan tetapi apakah semuanya berjalan ibarat yang diharapkan? Tidak, banyak kita temukan mahasiswa yang nilainya anjlok, kuliahnya tidak kunjung selesai, talaqqi tidak pernah, hafalan Al-Quran terbengkalai, orang renta di kampung mencari nafkah dengan susah payah, membayangkan anaknya di sini mengkaji ilmu-ilmu agama, ternyata yang terjadi malah sebaliknya, jam terbangnya begitu padat, berpindah dari satu kepanitiaan ke kepanitiaan lainnya, setiap harinya yang dipikirkan yaitu aktivitas kerja, rapat sana sini, sibuk sekali bagaikan seorang presiden, di final dikala keluar natijah barulah meneteskan air mata. Tak guna, Bung! 

Organisasi di kalangan Masisir sangat beragam, dari organisasi induk mahasiswa yang dalam hal ini yaitu PPMI dan Wihdah, kekeluargaan, senat mahasiswa, afiliatif, Ormas dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pun sangat padat, tak jarang para mahasiswa yang bergelut di organisasi, kewajibannya terbengkalai. 

Tak sanggup dipungkiri organisasi-organisasi tersebut di atas mempunyai kiprah yang sangat besar bagi Masisir, PPMI misalnya, laiknya sebuah komunitas, tentulah membutuhkan pemimpin dan aktivis semoga segala sesuatunya berjalan lancar. PPMI mengurus segala hal yang berkaitan dengan Masisir, ia bergerak layaknya sebuah pemerintahan, dinahkodai oleh seorang presiden yang mempunyai visi misi untuk memakmurkan dan memajukan Masisir baik dalam bidang akademik, sosial dan sebagainya. 

Nah, dengan kiprahnya yang begitu besar, sahkah jikalau kita ingin organisasi ibarat PPMI ditiadakan? Apakah kita sama sekali tidak membutuhkan organisasi? Jika kita meniadakan seluruh kegiatan organisasi Masisir apakah akan membuat generasi Masisir yang lebih gemilang? 

Di samping efek negatifnya bagi fokus mahasiswa dalam belajar, organisasi menyodorkan banyak hal bagi mahasiswa, organisasi merupakan suatu wadah kawasan berkumpulnya orang untuk berkerja sama, bertukar pendapat demi mencapai tujuan tertentu. Di sini kita mencar ilmu bagaimana cara mengeluarkan ide, menampung banyak pendapat, berinteraksi dengan orang banyak, memanajemen sebuah acara, tentu saja ini pembelajaran yang sangat berharga, di samping itu juga kita jadi mempunyai banyak kenalan dan wawasan, kenalan dan pergaulan yang luas akan sangat berperan nantinya, banyak korelasi akan menyebabkan kita gampang untuk menerima solusi atas permasalahan yang kita hadapi dimasa mendatang, wawasan juga tidak kalah penting, sebab dunia ini luas, jangan biarkan pikiran yang sempit memenjarakan kita. 

Kehidupan pascakuliah nanti akan lebih menantang, akan lebih banyak lagi dilema yang akan menghampiri kita, apalagi jikalau sudah berkeluarga nantinya, pikiran bercabang, tidur pun tak tenang, mulai dari pekerjaan kantor yang menumpuk, di tambah lagi istri dan anak di rumah. Belum lagi orang renta dan sanak saudara di kampung yang dihentikan luput dari daftar prioritas kita, ini masih secara garis besar, rumit sekali kehidupan ini, bagaimana cara membagi waktu? Jika kamu tidak arif administrasi waktu, tamatlah hidupmu! 

Seorang mahasiswa yang aktif berorganisasi mempunyai rentetan jadwal yang sangat sibuk, aktivitas kerja harian, mingguan, bulanan, tahunan, rapat pengurus, belum lagi event-event yang menguras otak, tenaga dan waktu. Di samping itu juga ia mempunyai jadwal kuliah dan tugas-tugas yang tidak ada habisnya, banyaknya kegiatan dan deadline ini menuntut ia semoga cerdas dalam membagi waktu dan memilih skala prioritas. Tak jarang pilihan-pilihan diambil dan mengorbankan beberapa hal lainnya, ia terbiasa mengambil resiko, terjepit diantara pilihan-pilihan yang sulit, ini menjadikannya tumbuh sebagai langsung yang berani melangkah, berani mengambil resiko, dan juga arif dalam administrasi waktu. 

Hal ini tentu sangat dibutuhkan oleh seorang pemimpin di masa depan, dan setiap kita niscaya akan menjadi seorang pemimpin, tidak muluk-muluk menjadi seorang presiden, menjadi kepala dari sebuah keluarga juga disebut pemimpin, tanggung jawab yang diemban juga berat, maka pelajaran yang didapat dari berorganisasi akan sangat diperlukan. 

Nah, dengan ini sanggup disimpulkan sesungguhnya kehidupan kita sebagai mahasiswa tidak sanggup terlepas dari organisasi, kita tidak sanggup meniadakan seluruh kegiatan organisasi Masisir. Namun, kita sanggup meminimalisir kegiatan-kegiatan, kini ini organisasi di kalangan Masisir sudah sangat menjamur. Kita harus memilah-milih kegiatan yang benar-benar mempunyai kiprah dalam mewujudkan idealisme kita sebagai pelajar. 

Organisasi-organisasi Masisir harusnya mendukung prioritas kita, yaitu kuliah, menuntut ilmu, bukan malah mengorbankan prioritas kita demi organisasi, jikalau hanya untuk mencar ilmu berorganisasi, tidak perlu jauh-jauh ke Mesir, di indonesia juga bisa. 


Kita sebagai mahasiswa seharusnya sudah arif dalam memilih prioritas, pandang jauh ke depan, mau menjadi orang yang ibarat apa kita nantinya? Organisasi tidak salah, yang salah yaitu kita, sudahkah kita mengenali prioritas kita? 

Pandai-pandailah menghadapi dilema dunia ini, tentukan pilihan dengan cerdas, kita ke sini untuk menimba ilmu. Akankah kita kembali pulang ke tanah air dengan tangan kosong?[]

*Penulis yaitu mahasiswi tingkat 1, Jurusan Ushuluddin Universitas Al-Azhar Kairo.
banner
Previous Post
Next Post