Tuesday 1 October 2019

Tips Umrah Backpaker Ala Traveller Hijrah

**Wawancara Azriandri
(Image : Google)


Ini kali keberapa Broe Azri Umrah?



Baru kali pertama. Sebelumnya masih berencana saja dan mengumpulkan informasi.



Perasaananya bagaimana ketika umrah ala Backpaker?



Seru, asik, sangat menyenangkan, dan menjadi tantangan tersendiri bagi kita sebagai mahasiswa. Karena umrah backpaker ini pihak travel hanya menyediakan tiket pesawat dan visa saja. Selebihnya ibarat hotel, guide dan makan harus kita cari sendiri sesampai di Tanah Suci.


Seru banget kayaknya ya? Menurut Broe Azri yang perlu dipersiapkan bagi yang nantinya ingin Umrah Backpaker?



Seru banget. Ya kalau mau lebih kondusif boleh bawa rice coocker, pemanas air, beras dan sedikit materi dapur jikalau punya skil memasak. Karena kita tidak tinggal dihotel, namun tinggal di Dar (rumah kos) dengan patungan 50 riyal yang tidak menyediakan makanan, yang ada hanya dapur dan kompor. Tapi kalau tidak mau ribet dengan semua itu, kita dapat cari mitra yang bawa jamaah (guide), baik dari Mesir ataupun dari indonesia. Tujuannya ialah semoga dapat numpang makan di hotel, semakin banyak mitra semakin banyak juga tempat kita makan gratis dengan sajian yang luar biasa tanpa perlu buang waktu untuk memasak, ibarat yang kami lakukan setiap harinya.


Kendala yang Broe rasakan ketika Umrah Backpaker apa?



Kendalanya ya alasannya gres pengalaman pertama, kami tidak membawa persiapan apa-apa. "Allah mengundang kami ke Rumah-Nya maka Allah lah yang akan memberi kami makanan, tempat tinggal dan rezeki selama disini" . Itulah keyakinan kami selama disini. Tapi yang paling penting dibawa itu hati yang higienis dan niat yang lurus. Kaprikornus ya kalau dilihat sih tidak ada kendala, kerumah Allah kok takut kendala.


Azriandri sang Traveller Hijrah


Oh ya Broe. Di sana nanti dapat tidak ibadah sambil kerja? Bagi tipsnya donk!



Kalau mau bekerja bisa, ada banyak pekerjaan yang dapat kita lakukan disini. Apalagi kita sebagai mahasiswa yang punya keahlian dalam bahasa Arab memudahkan kita untuk berkomunikasi dengan orang-orang Arab. Tapi hal yang paling penting juga ialah kita punya kenalan dengan orang-orang travel, atau yang sudah biasa jadi guide. Efeknya ialah jikalau tidak punya kenalan sama sekali, pekerjaan yang bersama-sama banyak dapat kita lakukan itu nggak akan pernah hingga ke kita. 


Trus pekerjaan apa lagi yang dapat dilakukan?

Ya di sana banyak yang membutuhkan pendorong untuk mendorong jamaah dengan dingklik roda melakukan rukun-rukun umrah, trus ada yang butuh pembimbing jamaah (guide), dan banyak deh pokoknya, seperti; antar jemput jamaah ke bandara, pemandu ziarah mekkah, pemandu ziarah madinah, ceck in hotel, handling, dan sebagainyalah. Pokoknya banyak. Tapi perlu diingat, semua itu selain kita mesti punya kawan/link, kita juga mesti d bekali pengalaman. Pihak travel nggak sembarang menawarkan jamaahnya ke kita tanpa pengalaman. Biasanya kalau masih pertama itu kira cuman dapat bantu mendorong jamaah dengan dingklik roda, kalau mau jadi guide atau yang lain, kita mesti berguru dulu paling tidak kita pernah ikut bareng jamaah ketika ziarah ke tempat-tempat bersejarah.

Oh i see Broe. Saran tempat ziarah bagi yang sudah selesai melalukan rukun umrah.

Setelah kita selesaikan semua rukun-rukun umrah, yang pertama kita cari ialah tempat penginapan (kosan), untuk beristirahat dan menyimpan barang-barang kita, biasanya kalau di Mekkah ada di kawasan Misfalah yang harganya tidak mengecewakan akrab dengan kantong mahasiswa, kalau di madinah biasanya di kawasan Suq Banggali. Setelah beristirahat membereskan semuanya, lagi-lagi mencari mitra yang jadi guide, selain dapat ziarah gratis kita jga dapat berguru bagaimana menjadi pemandu jamaah ketika ziarah, tempat-tempat yang kunjungi di mekkah biasanya hudaibiyah, musium, Haramain, musium arab kuno, musium kiswah, thaif, jabal nur, jabal tsur, jabal rahmah, peternakan unta, mina, ma'la, maulid rasul, ziarah arab pedalaman. Setelah ziarah mekkah sekitar 3 atau 4 hari biasanya kita kalau ikut jamaah itu, jamaah akan ke madinah, dalam perjalanan ke madinah singgah di Jeddah ziarah ke masjid qishah, kornesy, bakso mang oedin, sesampai dimadinah kita ziarah ke masjid nabawi, raudhah, makam rasulullah,pemakaman baqi', jabal uhud, masjid bilal, masjid quba, masjid qiblatain, kebun kurma, masjid sab'ah, masjid jum'ah, musium Al-Quran, dan tempat-tempat ziarah lainnya, sesudah jamaah bertolak ke indonesia kita boleh kembali ke mekkah boleh menetap di madinah, dan jikalau ada yang membutuhkan guide kita juga udah siap.

Pengalaman terakhir donk Broe Azri.

Pengalaman saya ya, sesudah menuntaskan umrah, membadalkan umrah untuk keluarga yang sudah tiada, saya menentukan pribadi ke Madinah sebelum ziarah kota Mekkah, alasannya malu rasanya sudah hingga ke negeri Rasulullah saw tapi tidak bersegera untuk menziarahi baginda rasul saw. Kemudian mulai cari jamaah ziarah ke tempat-tempat bersejarah di madinah sesudah beberapa hari ziarah ke rasulullah saw juga Raudhahnya. Kemudian ziarah Mekkahnya ketika kembali dari Madinah.

*
Mahasiswa tingkat I Dirasat al-Islamiyyah, Universitas Al-Azhar.
banner
Previous Post
Next Post