Tuesday 17 December 2019

Kemana Periode Mudaku Melangkah? (3)

mengisahkan perihal ucapan kaum Nabi Ibrahim Kemana Masa Mudaku Melangkah? (3)


Pemuda-Pemuda dalam Al-Qur’an

1. Nabi Ibrahim
Allah Ta’ala mengisahkan perihal ucapan kaum Nabi Ibrahim ‘alaihis salam yang membicarakan perihal dia ketika dia masih muda,
قَالُوا سَمِعْنَا فَتًى يَذْكُرُهُمْ يُقَالُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ
“Mereka berkata, ‘Kami dengar ada seorang cowok yang mencela berhala-berhala ini yang berjulukan Ibrahim’” (QS. Al-Anbiyaa`: 60).
Masa muda Nabi Ibrahim ‘alaihis salam digunakan untuk mengajak insan menjauhi syirik. Beliau berdakwah pada raja dan masyarakatnya ketika itu. Beliau, dengan beraninya mendakwahi raja untuk mengajaknya taat kepada Allah! Demikianlah selayaknya cowok kini mencontoh dan mengikuti beliau ‘alaihis salam.
2. Nabi Yusuf
Allah Ta’ala mengisahkan masa muda Nabi Yusuf ‘alaihis salam dengan banyak sekali pelajaran yang sanggup dipetik untuk bekal hidup bagi orang yang bertakwa. Sosok Nabi Yusuf ‘alaihis salam termasuk idola terbaik bagi para cowok dalam menjaga kehormatan diri dan mengendalikan hawa nafsu serta mendahulukan ridha Allah Ta’ala, walaupun harus mendapat kesulitan dan kepayahan di dalam meniti jalan yang lurus.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَالَ نِسْوَةٌ فِي الْمَدِينَةِ امْرَأَتُ الْعَزِيزِ تُرَاوِدُ فَتَاهَا عَنْ نَفْسِهِ ۖ قَدْ شَغَفَهَا حُبًّا ۖ إِنَّا لَنَرَاهَا فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ
“Dan wanita-wanita di kota berkata, ‘Isteri Al Aziz menarik hati bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), bahwasanya cintanya kepada bujangnya itu ialah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata’” (QS. Yusuf: 30).
Perhatikan, wahai pemuda, bagaimana Nabi Yusuf ‘alaihis salam menjaga diri ketika diajak berzina oleh seorang perempuan bagus nan berkedudukan tinggi di tengah kaumnya. Lihatlah, bagaimana kekuatan iktikad sang cowok yang berjulukan Yusuf ‘alaihis salam ini bisa menghadapi rayuan perempuan tersebut. Di dalam surat Yusuf, Allah gambarkan betapa beratnya ujian kesabaran bagi Nabi Yusuf ‘alaihis salam, berikut ini sekilas citra beratnya fitnah perempuan yang dia hadapi itu:
  1. Wanita tersebut istri raja atau menteri.
  2. Wanita penggoda tersebut ialah perempuan yang cantik.
  3. Nabi Yusuf ‘alaihis salam dirayu dan diajak. Bukan dia yang mengajak, sehingga nampak fasilitas yang besar untuk melakukannya.
  4. Nabi Yusuf ‘alaihis salam diajak melaksanakan perbuatan keji itu di ruangan tertutup.
  5. Nabi Yusuf ‘alaihis salam adalah orang aneh di kawasan tersebut, yang biasanya rasa malu orang aneh dalam melaksanakan kemaksiatan berkurang dibandingkan di kawasan kelahirannya.
  6. Jika Nabi Yusuf ‘alaihis salam menolak undangan tersebut, maka bisa jadi terancam akan mendapat eksekusi dari perempuan tersebut alasannya ialah dia ialah istri seorang raja atau menteri.
  7. Nabi Yusuf ‘alaihis salam adalah pelayan perempuan tersebut, dia berada di bawah pengaturannya.
  8. Status sebagi pelayan itu juga menyebabkan rasa kondusif dari munculnya kecurigaan orang lain terhadap perbuatan keji itu, seandainya dilakukan.
  9. Nabi Yusuf ‘alaihis salam ketika itu ialah sosok cowok sebagaimana normalnya seorang pemuda. Beliau mempunyai kekuatan syahwat yang lebih.
  10. Karena demikian kuatnya pendorong bermaksiat tersebut dan nyaris tidak ada halang rintangnya, maka sempat muncul cita-cita pada diri Nabi Yusuf ‘alaihis salam terhadap perempuan tersebut, namun kekuatan ilmu perihal Rabbnya dan kekuatan imannya bisa mengusir cita-cita tersebut. Akhirnya, Allah pun menyelamatkan dia dari perbuatan keji tersebut. Wa lillahilhamdu.
3. Pemuda Ashabul Kahfi
Allah Ta’ala mengisahkan perihal sekelompok cowok yang dikenal dengan sebutan Ashabul Kahfi, para penghuni gua. Mereka ialah profil para cowok yang menentukan kemuliaan agama, menjauhi fitnah kaumnya, dan para pelaku maksiat ketika mereka tidak bisa memperbaiki lingkungannya. Di samping itu mereka juga teladan dalam kebagusan berdoa dan memohon derma kepada Rabb mereka. Allah Ta’ala berfirman,
إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا             
“(Ingatlah) tatkala para cowok itu mencari kawasan berlindung ke dalam gua, kemudian mereka berdoa ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)’” (Al-Kahfi: 10).
***
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.id
banner
Previous Post
Next Post