Tuesday 3 March 2020

Apa Itu Agama Bahai ?

AGAMA BAHA'I, mengapa?


Dalam buku AGAMA BAHA’I, pada halaman 7 ada gambar, tertulis di bawah gambar tersebut: MAKAM SANG BAB. Apa dan Siapakah BAB itu?

BAB artinya pintu. Karena dialah satu-satunya pintu menuju Imam Mahdi.

BAB itu ialah gelarAli bin Muhammad Ridha as-Syirazi.

Ia lahir di Syiraz Iran pada tahun 1819M.

(SumberMuhadharat fi al-Milal wa an-Nihal, DR.Muhammad Mushthafa as-Syinnawi dan DR.Khalid Ibrahim Hasballah, Mesir 1998, hal.283).

Pada awalnya ia mengaku sebaga BAB, pintu menuju Imam Mahdi.

Pada fase selanjutnya, ia mengaku nabi, BAB; pintu yang memberikan kepada Allah.

Akhirnya ia mengaku Allah bersemayam dalam dirinya.

(Sumberal-Babiyyah wa al-Baha’iyyah fi al-Mizan, hal.51).

Apakah hubungan BAHA’I dengan BAB?

Setelah Ali bin Muhammad Ridha as-Syirazi yang bergelar BAB mati, maka murid-muridnya terpecah menjadi tiga:

PERTAMA: Pengikut BAB yang tetap berpegang pada wasiat Ali bin Muhammad Ridha as-Syirazi.

KEDUA: Pengikut Yahya Ali an-Nuri al-Mazandarani bergelar Shubh Azal.

KETIGA: Pengikut Husain an-Nuri al-Mazandarani bergelar Baha’ullah. Pengikutnya disebut BAHA’I.

Mereka saling mengkafirkan. Meskipun Yahya Ali an-Nuri al-Mazandarani ialah saudara kandung Husain an-Nuri al-Mazandarani (Baha’ullah), tapi ia mengkafirkan Baha’ullah dan pengikutnya dengan sabdanya:
خذوا ما أظهرنا بقوة وأعرضوا عن الإثم لعلكم ترحمون إن الذين يتخذون العجل من بعد نور الله أولئك هم المشركون

“Lawanlah kenyataan yang terjadi di tengah-tengah kita dengan kekuatan. Tolaklah dosa, mudah-mudahan kau mendapat rahmat. Sesungguhnya orang-orang yang menimbulkan anak lembu sebagai dewa sehabis cahaya Allah, mereka itu ialah orang-orang yang musyrik”.

Yahya Ali an-Nuri al-Mazandarani menyamakan Baha’ullah menyerupai Samiri yang telah menyesatkan Bani Israil dengan menciptakan patung anak lembu.

(SumberFitnah al-Baha’iyyah, Abu Hafsh Ahmad bin Abdissalam as-Sakandari, hal.13).

Apakah BAHA’I itu?
تعريف البهائية:

ديانة منحرفة أسستها طائفة خرجت في إيران ، جعلت لها كتاباً بدل القرآن سموه: البيان , وكتابا آخر اسمه: الأقدس , وهم يعتقدون أن البيان والأقدس أفضل من القرآن، وإنهما ناسخان له

Definisi Baha’i.

Baha’i ialah agama menyimpang yang didirikan oleh suatu kelompok di Iran. Kelompok ini menciptakan kitab suci pengganti al-Qur’an, mereka sebut dengan al-Bayan. Satu lagi kitab al-Aqdas. Mereka meyakini bahwa al-Bayan dan al-Aqdas lebih utama daripada al-Qur’an. Al-Bayan dan al-Aqdas telah menghapus al-Qur’an.

(Prof. DR. Thal’at Zahran as-Sakandari, al-Baha’iyyah, hal.20).

Mengapa Istana BAHA’I sanggup ada di ISRAEL?

Konflik saudara kandung (Yahya Ali an-Nuri al-Mazandarani bergelar Shubh Azal dan

Husain an-Nuri al-Mazandarani bergelar Baha’ullah). Shubh Azal pernah berusaha meracun Baha’ullah dan Baha’ullah pula melaksanakan percobaan pembunuhan terhadap Shubh Azal. Akhirnya, Shubh Azal diasingkan ke Cyprus, sedangkan Baha’ullah diasingkan ke ‘Akka Palestina. Shubh Azal mati di Cyprus. Kepemimpinan ia wasiatkan kepada puteranya yang karenanya masuk Kristen, pengikutnya pun terpecah. Sedangkan Baha’ullah di ‘Akka lebih beruntung, ia mendapat santunan dari Zionis Israel. Mereka menyebarkan istana megah untuknya, disebut Istana al-Bahjah. Di sanalah dimakamkan Baha’ullah. Kaum Baha’i menjadikannya kiblat ritual dan berhaji. Terlihat terang campur tangan ajaib dalam Baha’i.

(SumberFitnah al-Baha’iyyah, Abu Hafsh Ahmad bin Abdissalam as-Sakandari, hal.13).

Bagaimanakah ajal BAHA’ULLAH?

Di final hayatnya, Allah menjadikannya sebagai pelajaran, ia tertimpa penyakit GILA. Ia menutup wajahnya dengan kain menyerupai wanita, semoga para pengikutnya tidak sanggup melihatnya, hingga menciptakan anak tertuanya berjulukan Abbas Affandi Abdul Baha’ mengurungnya semoga tidak dilihat orang banyak lantaran ia dalam kondisi GILA. Akhirnya ia menderita demam panas di seluruh tubuhnya. Sampai akhirnya, sehabis penderitaan panjang itu, Allah membinasakannya pada bulan Mei 1892M.

(SumberFitnah al-Baha’iyyah, Abu Hafsh Ahmad bin Abdissalam as-Sakandari, hal.16).

Bagaimanakah perkembangan BAHA’I sehabis kematian Baha’ullah?

Selanjutnya kepemimpinan Baha’i dipimpin oleh Abbas Affandi Abdul Baha’.

Apakah Sikap BAHA’I terhadap penjajahan ISRAEL terhadap Palestina?

Jelas terlihat dukungan BAHA’I terhadap ISRAEL, sanggup dilihat dalam pidato Abbas Affandi:
وفي هذا الزمان وفي تلك الدورة سيجتمع بنو إسرائيل في الأرض المقدسة ويمتلكون الأراضي والقرى ويسكنون فيها ويزدادون تدريجيا إلى أن تصير فلسطين كلها وطنا لهم

“Pada masa ini, pada fase tersebut, bangsa Israel akan berkumpul di tanah suci, mereka akan menguasai dan mempunyai tanah-tanah dan desa-desa. Mereka akan mendiaminya. Secara perlahan-lahan mereka akan terus bertambah hingga seluruh Palestina akan menjadi negeri Israel”.

(SumberFitnah al-Baha’iyyah, Abu Hafsh Ahmad bin Abdissalam as-Sakandari, hal.17).

Bagaimanakah ‘AQIDAH BAHA’I?

Mereka meyakini bahwa dewa bersemayam dalam diri para pendiri mereka. Ini terang dalam ucapan Baha’ullah ketika mewasiatkan kepemimpinan kepada Abbas Afandi dengan berfirman
من الله العزيز الحكيم إلى الله اللطيف الخبير

“Dari Allah Yang Maha Kuasa dan Bijaksana kepada Allah Yang Maha Lembut dan Mengetahui”. Maksudnya: dari Baha’ullah kepada Abbas Affandi. Karena mereka meyakini dewa bersemayam dalam diri mereka.

(SumberFitnah al-Baha’iyyah, Abu Hafsh Ahmad bin Abdissalam as-Sakandari, hal.16).

Dalam kitab suci mereka  al-Aqdas disebutkan:
"من عرفني فقد عرف المقصود ، ومن توجه إلي فقد توجه إلى المعبود‍".

“Siapa yang mengenal saya (Baha’ullah), maka ia telah mengenal yang dimaksud.

Siapa yang menghadap kepadaku, maka ia telah menghadap kepada yang disembah”.

BAHA’I meyakini semua agama benar.

Inilah yang menciptakan mereka sanggup diterima semua golongan, lantaran memperlihatkan pembenaran. Abbas Affandi Abdul Baha’ mengajarkan pluralisme agama. Ia berkata dalam al-Khithabat Abd al-Baha’, pidatonya  halaman 99:

اعلم أن الملكوت ليس خاصا بجمعية مخصوصة فإنك يمكن أن تكون بهائيا مسيحيا وبهائيا ماسونيا وبهائيا يهوديا وبهائيا مسلما

“Ketahuilah bahwa kuasa dewa tidak hanya khusus pada kelompok tertentu, Anda sanggup menjadi seorang Baha’i Kristen, Baha’i Freemasonry, Baha’i Yahudi dan Baha’i Muslim”.

BEBERAPA PENYIMPANGAN BAHA’I,

disebutkan Prof.DR.Thal’at Zahran as-Sakandari dalam al-Baha’iyyah:

  • Tidak boleh shalat berjamaah. Kecuali shalat jenazah. Ritual ibadah mereka hanya tiga kali saja; shubuh, zhuhur dan sore. Setiap satu ritual terdiri dari tiga rakaat, caranya tidak ditentukan, dilaksanakan secara bebas.

  • Arah kiblat ke istana al-Bahjah di ‘Akka di Palestina.

  • Wudhu’ hanya pada wajah dan tangan dengan air bunga mawar dengan mengucapkan: Bismillah al-Athhar al-Athhar sebanyak lima kali.

  • Tidak ada najis dan junub. Karena semua orang yang meyakini BAHA’I maka ia telah suci.

  • Mengagungkan angka 19.

  • Puasa hanya 19 hari dalam setahun. Dari tanggal 2 hingga 21 Maret. Disebut dengan bukan al-‘Ala’, final bulan Baha’i.

  • Zakat sebanyak 19% dari total harta.

  • Haji ke makam Baha’ullah di istana al-Bahjah di ‘Akka.

  • Tidak ada hukuman.

  • Boleh menikah bagi pasangan homo dan lesbi. Ini yang menciptakan BAHA’I diterima di Eropa yang memang masyarakat sakit.

  • Mengharamkan hijab bagi wanita. Oleh lantaran itu di buku AGAMA BAHA’I aneka macam gambar perempuan tidak menutup aurat.

  • Mengharamkan jihad. Itulah belakang layar mengapa mereka mendapat santunan dan support dari barat dan Israel.

  • Menyatakan kenabian para tokoh menyerupai Sidarta Gautama, Konghucu, Zaratusta dan para filosof India, Cina dan Persia.

  • Mengingkari mukjizat para nabi.

  • Membolehkan nikah mut’ah (nikah kontrak).

  • Agama BAHA’I menghapus syariat nabi Muhammad Saw.

  • Kitab al-Aqdas lebih mahir daripada al-Qur’an.

  • Wahyu masih terus ada, tidak terputus, lantaran makna Khatam ialah hiasan, bukan penutup.

  • Tidak boleh berzikir. Dalam kitab al-Aqdas disebutkan:

   ليس لأحد أن يحرك لسانه ويلهج بذكر الله أمام الناس ، حين يمشي في الطرقات والشوارع



  • “Tidak seorang pun boleh menggerakkan lidahnya atau menyibukkan diri berzikir mengingat Allah di hadapan manusia, ketika berjalan di jalan dan pasar”.

  • Tidak percaya kepada nirwana dan neraka.

  • Tidak percaya kepada malaikat dan jin.

  • Tidak percaya kepada alam barzakh. Menurut mereka, makna barzakh itu ialah fase antara nabi Muhammad Saw dan BAB.

Apakah Fatwa ULAMA ihwal BAHA’I?
نص فتوى دار الإفتاء بالأزهر :

" بسم الله ، والحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله ، وبعد:...

فالبهائية فرقة مرتدة عن الإسلام ، لا يجوز الإيمان بها ، ولا الاشتراك فيها ، ولا السماح لها بإنشاء جمعيات أو مؤسسات ؛ لأنها تقوم على عقيدة الحلول ، وتشريع غير ما أنزل الله ، وادعاء النبوة ، بل والألوهية ، وهذا ما أفتى به مجمع البحوث الإسلامية في عهد الشيخ جاد الحق ، وأقره المجمع الحالي .

Teks Fatwa Darul Ifta’ (Lembaga Fatwa) di Al-Azhar, Mesir.

Bismillah, walhamdulillah, shalawat dan salam kepada Rasulullah Saw, amma ba’du:

Adapun Baha’i ialah kelompok murtad dari agama Islam. Tidak boleh mempercayainya. Tidak boleh bergabung dengan kelompok ini. Tidak boleh memperlihatkan izin pendirian persatuan atau forum untuk kelompok ini. Karena kelompok ini bangkit atas dasar ‘aqidah al-Hulul (tuhan menempati makhluk/Baha’ullah). Menetapkan syariat selain yang diturunkan Allah. Menyatakan kenabian. Bahkan menyatakan diri sebagai tuhan. Demikian fatwa Majma’ al-Buhuts al-Islamiyyah (Lembaga Riset Islam) pada masa Syekh Jad al-Haq. Masih berlaku hingga sekarang.
يقول فضيلة الشيخ جاد الحق علي جاد الحق شيخ الأزهر السابق - رحمه الله - :

.. والبابية أو البهائية فكر خليط من فلسفات وأديان متعددة ، ليس فيها جديد تحتاجه الأمة الإسلامية لإصلاح شأنها وجمع شملها ، بل وضُح أنها تعمل لخدمة الصهيونية والاستعمار ، فهي سليلة أفكار ونحل ابتليت بها الأمة الإسلامية حربا على الإسلام وباسم الدين " ا.هـ .

Syekh Jad al-Haq Ali Jad al-Haq Pimpinan Tertinggi (Grand Syekh) forum al-Azhar berkata:

Al-Babiyah atau Baha’i ialah pemikiran yang menggabungkan antara filsafat dan pluralisme agama. Di dalamnya tidak ada hal gres yang diharapkan ummat Islam untuk memperbaiki ummat Islam dan untuk menyatukan ummat Islam. Bahkan terang bahwa Baha’i bekerja untuk Zionis Israel dan penjajahan. Baha’i ialah aliran pemikiran dan sekte yang menjadi ujian bagi ummat Islam, memerangi Islam dengan nama agama.

(Prof. DR. Thal’at Zahran as-Sakandari, al-Baha’iyyah, hal.22)

FATWA SYEKH ABDUL AZIZ IBNU BAZ MUFTI KERAJAAN SAUDI ARABIA:
فتوى الشيخ ابن باز مفتي المملكة السعودية - رحمه الله -: الذين اعتنقوا مذهب (بهاء الله) الذي ادعى النبوة ، وادعى أيضا حلول الله فيه ، هل يسوغ للمسلمين دفن هؤلاء الكفرة في مقابر المسلمين؟

Para pengikut Baha’i atau Baha’ullah yang mengaku nabi, ia juga menyatakan Hulullah (Allah bersemayam dalam dirinya). Apakah kaum muslimin boleh memakamkan mereka di pemakaman kaum muslimin?
فأجاب: إذا كانت عقيدة البهائية كما ذكرتم فلا شك في كفرهم وأنه لا يجوز دفنهم في مقابر المسلمين ؛ لأن من ادعى النبوة بعد نبينا محمد –صلى الله عليه وسلم- فهو كاذب وكافر بالنص وإجماع المسلمين ؛ لأن ذلك تكذيب لقوله تعالى: {مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ} (40) سورة الأحزاب ، ولما تواترت به الأحاديث عن رسول الله –صلى الله عليه وسلم- أنه خاتم الأنبياء لا نبي بعده ، وهكذا من ادعى أن الله سبحانه حال فيه ، أو في أحد من الخلق فهو كافر بإجماع المسلمين ؛ لأن الله سبحانه لا يحل في أحد من خلقه بل هو أجل وأعظم من ذلك ، ومن قال ذلك فهو كافر بإجماع المسلمين

Jawaban:

Jika aqidah Baha’i menyerupai yang kau sebutkan, maka tidak diragukan lagi bahwa mereka itu kafir. Mereka dihentikan dikuburkan di pemakaman kaum muslimin. Karena siapa yang menyatakan kenabian sehabis nabi Muhammad Saw maka beliau ialah pendusta dan kafir menurut nash dan Ijma’ kaum muslimin. Karena perbuatan itu telah mendustakan firman Allah Swt, “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang pria di antara kamu, tetapi beliau ialah Rasulullah dan epilog nabi-nabi. Dan ialah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (Qs. al-Ahzab [33]: 40). Juga telah mengingkari hadits-hadits Mutawatir dari Rasulullah Saw bahwa Nabi Muhammad Saw ialah epilog para nabi. Tidak ada nabi lagi sehabis nabi Muhammad Saw. Demikianlah, maka siapa yang menyatakan diri bahwa Allah Swt telah bersemayam dalam dirinya, atau pada salah satu dari makhluk-Nya, maka ia telah kafir menurut Ijma’ Kaum muslimin. Karena Allah Swt tidak berdiam di dalam salah satu makhluk-Nya. Allah Swt Maha Agung dan Mulia dari sifat itu. Siapa yang menyatakan demikian, maka ia kafir menurut Ijma’ kaum muslimin.

(Prof.DR.Thal’at Zahran as-Sakandari, al-Baha’iyyah, hal.22)
banner
Previous Post
Next Post