Friday 13 March 2020

Hadits - Wacana Kebajikan Dan Keluhuran Akhlaq

عَنْ النَّوَّاسِ بْنِ سَمْعَانَ – رضي الله عنه – عَنْ النَّبِيِّ – صلى الله عليه وسلم – قَالَ: ( الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي صَدْرِك، وَكَرِهْت أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ ) رَوَاهُ مُسْلِمٌ . وَعَنْ وَابِصَةَ بْنِ مَعْبَدٍ – رضي الله عنه – قَالَ: أَتَيْت رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَ: ( جِئْتَ تَسْأَلُ عَنْ الْبِرِّ؟ قُلْت: نَعَمْ. فقَالَ: استفت قلبك، الْبِرُّ مَا اطْمَأَنَّتْ إلَيْهِ النَّفْسُ، وَاطْمَأَنَّ إلَيْهِ الْقَلْبُ، وَالْإِثْمُ مَا حَاكَ فِي النَّفْسِ وَتَرَدَّدَ فِي الصَّدْرِ، وَإِنْ أَفْتَاك النَّاسُ وَأَفْتَوْك ) . حَدِيثٌ حَسَنٌ، رَوَيْنَاهُ في مُسْنَدَي الْإِمَامَيْنِ أَحْمَدَ بْنِ حَنْبَلٍ وَالدَّارِمِيّ بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ

Terjemahan:

Dari An Nawas bin Sam’an radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, dia bersabda: “Kebajikan itu keluhuran akhlaq sedangkan dosa ialah apa-apa yang dirimu merasa ragu-ragu dan kau tidak suka bila orang lain mengetahuinya”. (HR. Muslim) Dan dari Wabishah bin Ma’bad radhiyallahu anhu, ia berkata : “Aku telah tiba kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, kemudian dia bersabda : ‘Apakah engkau tiba untuk bertanya ihwal kebajikan ?’ Aku menjawab : ‘Benar’. Beliau bersabda : ‘Mintalah aliran dari hatimu. Kebajikan itu ialah apa-apa yang menentramkan jiwa dan menenangkan hati dan dosa itu ialah apa-apa yang mencurigai jiwa dan meresahkan hati, walaupun orang-orang memperlihatkan aliran kepadamu dan mereka membenarkannya”. (HR. Imam Ahmad bin Hanbal dan Ad-Darimi, Hadits hasan)

[Imam Ahmad bin Hanbal no. 4/227, Ad-Darimi no. 2/246]

Penjelasan:

Sabda dia “Kebajikan itu keluhuran akhlaq”, maksudnya ialah bahwa keluhuran akhlaq ialah sebaik-baik kebajikan, sebagaimana sabda dia “Haji ialah Arafah”. Adapun kebajikan ialah perbuatan yang menjadikan pelakunya menjadi baik, selalu berupaya mengikuti orang-orang yang berbuat baik, dan taat kepada Allah yang Maha Mulia lagi Maha Tinggi.

Yang dimaksud dengan berakhlaq baik yaitu jujur dalam bermuamalah, santun dalam berusaha, adil dalam hukum, bersungguh-sungguh dalam berbuat kebajikan, dan beberapa sifat orang-orang mukmin yang Allah sebutkan di dalam surah Al Anfal :
“Orang-orang mukmin yaitu orang-orang yang saat nama Allah disebut, hati mereka gemetar, dan saat ayat-ayat-Nya dibacakan kepada mereka, iktikad mereka bertambah, dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (Yaitu) mereka yang melakukan shalat dan mengeluarkan infaq dari sebagian harta yang Kami berikan kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang benar-benar mukmin”. (QS. 8 : 2-4)

Dan firman-Nya :
“Orang-orang yang bertobat, yang beribadah, yang memuji (Allah), yang mengembara (di jalan Allah), yang ruku’, yang sujud, yang menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah berbuat mungkar, serta yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mukmin itu”. (QS. 9 : 112)

Dan firman-Nya :
“Sungguh beruntung orang-orang mukmin. (Yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya dan orang-orang yang menunaikan zakat dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau terhadap budak yang mereka miliki, maka sebenarnya mereka dalam hal ini tiada tercela. Barang siapa mencari selain dari itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. Dan orang-orang yang memeliharaa amanat-amanat (yang diberikan kepadanya) dan janjinya dan orang-orang yang akan mewarisi (Yaitu) mewarisi (surga) firdaus, mereka infinit di dalamnya”. (QS. 23 : 1-10)

Dan firman-Nya :
“Hamba-hamba Tuhan yang Maha Pengasih ialah mereka yang berjalan di atas bumi dengan rasa rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka menanggapinya dengan kata-kata yang baik”. (QS. 25 : 63)

Barang siapa yang merasa belum terperinci mengenai sifat dirinya, maka hendaklah bercermin pada ayat-ayat tersebut. Dengan adanya semua sifat itu pada dirinya membuktikan bahwa dia berakhlaq baik. Sebaliknya, bila semuanya tidak ada pada dirinya membuktikan dia berakhlaq buruk. Bila terdapat sebagian saja, maka hendaklah ia bersungguh-sungguh memelihara yang ada itu dan mengupayakan yang belum ada pada dirinya. Janganlah seseorang menganggap bahwa akhlaq baik itu hanyalah bersifat lemah lembut kepada orang lain dan meninggalkan perbuatan-perbuatan keji dan dosa saja, sebaliknya orang yang tidak menyerupai itu dianggap rusak akhlaqnya. Akan tetapi, yang disebut akhlaq baik yaitu menyerupai yang telah kami sebutkan mengenai sifat-sifat orang mukmin dan sikap mereka. Termasuk akhlaq baik ialah sabar menghadapi gangguan dalam menjalankan agama.

Dalam Hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa seorang Arab gunung menarik selendang sutera Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam sehingga memekas pada pundak beliau, dan orang itu berkata : “Wahai Muhammad, serahkanlah kepadaku harta Allah yang ada di tanganmu”. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menoleh kepada orang itu, dia kemudian tertawa dan menyuruh untuk memberi kepada orang itu.

Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “dosa ialah apa-apa yang dirimu merasa ragu-ragu dan kau tidak suka bila orang lain mengetahuinya” maksudnya ialah perbuatan yang ditolak oleh hati nurani. Ini merupakan suatu pedoman untuk membedakan antara dosa dan kebaikan. Dosa menjadikan keraguan dalam hati dan tidak bahagia bila orang lain mengetahuinya. Yang dimaksud dengan “orang lain” di sini ialah orang-orang baik, bukan orang-orang yang telah rusak akhlaqnya. Demikianlah yan disebut dosa, alasannya ialah itu tinggalkanlah perbuatan tersebut.

Wallaahu a’lam.
banner
Previous Post
Next Post