Saturday 7 March 2020

In Memoriam: Penuh Senyum Dan Pencinta Syahid (2)








*Tawfeek Yoesda El-Hakeem ( Mahasiswa asal Aceh pada Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir):

Pertemuan pertamaku dgn Beliau, sebelummya hanya sebatas mendengar, peran dan kepiawaiannya bertafsir,..

runut dan sangat detail, dikemas dalam bahasa yang sangat santun, seketika hatiku tersentuh, ta'jub, masuk kedalam klarifikasi Beliau,..

sampai saya lupa, bahwa tujuanku ke Elmarg, untuk wada'an dengan abang kelas.

kisah perihal perjalanan Sayyidna Musa As, bersama seorg cowok shalih, serasa hidup, bergitu Abstrak...

Sharpennya maksimal, tak ada yg pudar...

Puas, mendengarkan Kisah dan butir Hikmah, Aku mencoba merampung sebuah pertanyaan,..

Ya Maulana, siapa kah cowok Shalih itu? beredar kisah, dia yaitu nabi Khaidir,..

dan apa kah ia Nabi khaidir itu masih hidup? dan tidak mempunyai tulang di jari ibu kanannya?

Beliau, tersenyum,.. dan dengan hening menjawab,...

sungguh, bnyak mufassirin telah mentafsirkan perihal cowok shalih itu,

Namun bagiku, mengetahui pesan tersirat dibalik kisah ini saja sudah lebih dari cukup,

tidak perlu terlalu mempertanyakan yg tidak kita diperincikan dalam Alquran, karna hanya akan menyulitkanmu,

tinggalkan lah hal2 yg terlalu melebih2kan, laksanakan saja hal yg terang disyiarkan.

Aku membatin, MasyaAllah, bukankah ia seorg andal tafsir, tp, ia sangat berhati2 menyimpulkan apa yg Allah tidak lafadzkan.

beliau menentukan diam, dan meninggalkan apa yang masih samar_samar.

Pertemuan dikuliah, saya hanya berani mengucapkan salam, dan meraih tangannya, ia bergitu santun, teduh, Larut dalam istighfar.

Duktur Abdurrahman 'Ueis dalam memori, smoga Allah menempatkannya bersama para Anbiyaa,shuhadaa, was shalihin.


****

Zulfi Akmal, MA (Magister jurusan Tafsir dan Ilmu-ilmu Al Qur'an di Fak. Ushuluddin, Universitas Al Azhar):

Di samping murung mendalam melihat kejadian hari ini ada bacokan istimewa bagi saya pribadi. Guru kami tercinta Prof. DR. Abdurrahman 'Uwais yang telah membimbing saya sejak awal kedatangan di Mesir hingga jadi pembimbing tesis S 2 di jurusan Tafsir al Azhar, hari ini menjadi salah seorang syuhada' yang tewas di Maidan Rab'ah al 'Adawiyah. Beliau yaitu salah seorang guru yang paling istimewa dalam hidup saya.

Ada segudang kenangan saya bersama beliau, yang insyaallah pada lain kesempatan akan saya ceritakan sebagiannya.

Beliau pencinta syahid dan selalu berdo'a supaya meninggal dalam keadaan syahid. Hari ini Allah betul-betul memperlihatkan apa yang menjadi harapan beliau.

Baru saja saya menghubungi keluarga ia di tempat Al Marj Jadidah, bertepatan dengan tiba mayat beliau. Sayang situasi tidak memungkinkan untuk tiba ke sana malam ini.

Do'a dari teman semua, supaya Allah mengampuni dan merahmati ia serta ditempatkan bersama para syuhada'.









banner
Previous Post
Next Post