Karya: Mastur Yahya
Terlanjur yakin untuk menunda bertanya.
sangat percaya untuk tidak menduga.
cukup sabar untuk tidak menyangka.
supaya bangunan itu tengah dibentuk dengan berpengaruh dan kokoh,
penghuninya tentram berlindung.
Berita yang tidak mengagetkan ditulis.
kabar yang tidak mengejutkan disiar.
namun hati hancur membaca,meski jiwa rekat dalam tenang negeri.
Ketulusan air mata ialah ujian.
bukan darah merdeka tanpa bendera cinta.
kuakui ruhku kehilanganmu ketika terjaga.
tapi Allah masih membujukku berkata:
"ya ayyatuhannafsul muthmainnah"
"irji'i ila rabbiki radhiyatam mardhiyyah"
"fadkhuli fi 'ibadi"
"wadkhuli jannati"
itulah rayuanNya.
yang sekarang kubisikkan lewat angin.
mengusap jasadmu dengan rindu.
di alam fana nan jauh.
Terlanjur yakin untuk menunda bertanya.
sangat percaya untuk tidak menduga.
cukup sabar untuk tidak menyangka.
supaya bangunan itu tengah dibentuk dengan berpengaruh dan kokoh,
penghuninya tentram berlindung.
Berita yang tidak mengagetkan ditulis.
kabar yang tidak mengejutkan disiar.
namun hati hancur membaca,meski jiwa rekat dalam tenang negeri.
Ketulusan air mata ialah ujian.
bukan darah merdeka tanpa bendera cinta.
kuakui ruhku kehilanganmu ketika terjaga.
tapi Allah masih membujukku berkata:
"ya ayyatuhannafsul muthmainnah"
"irji'i ila rabbiki radhiyatam mardhiyyah"
"fadkhuli fi 'ibadi"
"wadkhuli jannati"
itulah rayuanNya.
yang sekarang kubisikkan lewat angin.
mengusap jasadmu dengan rindu.
di alam fana nan jauh.