Friday 27 September 2019

Jangan Acuhkan Ia

Oleh: Fida Afifah*
(Image: Dokumentasi Pribadi) 

Bulan mulia yang penuh keberkahan telah tiba. Ya, Itulah bulan Ramadhan. Hati mukmin mana yang tak berbahagia? Masih adakah yang mengacuhkan kedatangannya? Bulan dimana setiap detiknya sungguh berarti. 

Jika ada seseorang yang masih terbesit didalam hatinya, walau sebesar zarrah pun, perasaan keberatan dan tidak bergembira dengan datangnya bulan kemuliaan ini, mungkin lantaran beratnya menjalankan ibadah puasa, shalat tarawih dan banyak sekali amalan khusus lainnya di bulan Ramadhan, maka sungguh niscaya ada yang salah dengan hatinya. 

Oleh lantaran itu, segera tanyakanlah pada hati. Introspeksikan hati, sebesar apakah sudah kebahagiaan yang kita rasakan dengan datangnya bulan yang paling mulia ini. 

Rasulullah Saw. bersabda, “Telah tiba kepada kalian bulan yang penuh berkah, diwajibkan kepada kalian ibadah puasa, dibukakan pintu-pintu nirwana dan ditutuplah pintu-pintu neraka...” (HR. Ahmad) 

Saat ini kita telah memasuki bulan Ramadhan. Bulan dimana ampunan maghfirah Allah yang luasnya tiada terkira. Rahmat Allah yang sungguh berlimpah ruah. Pintu-pintu nirwana dibukakan, pintu-pintu neraka ditutup, para syaitan dibelenggu, seluruh doa-doa pun akan diijabah. Segala amalan saleh yang walau hal paling kecil pun dilipatgandakan pahalanya. Sungguh sangat merugilah orang yang menyia-nyiakan sedetik saja di bulan Ramadhan. 

Di dalam sebuah hadis dikatakan, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim) 

Sebelum bertemu bulan Ramadhan, kita sudah melewati bulan Rajab dan Sya’ban. Dua bulan tersebut yaitu bulan yang juga sangat mulia dengan banyak sekali keutamaannya. Dan itu juga sebagai tanda peringatan bahwa akan tiba bulan yang lebih mulia lagi dari dua bulan sebelumnya. 

Sebagaimana kata pepatah, “tak kenal maka tak sayang”. Pada bulan Rajab dan Sya’ban, seharusnya kita sudah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya layaknya pasukan yang akan bertempur ke medan perang. 

Yaitu dengan mengenali apa itu bulan Ramadhan dan banyak sekali keutamaan-keutamaan di dalamya. Mempersiapkan bekal ilmu, melatih diri dalam meningkatkan banyak sekali amalan-amalan saleh mulai dari wajib hingga sunnah serta melatih diri menjauhi banyak sekali kemaksiatan dan dosa. 

Baik itu dosa pandangan mata dari melihat hal-hal yang diharamkan Allah, verbal yang mungkin sering membicarakan keburukan orang lain ataupun menyakiti hati orang lain, indera pendengaran yang masih sering mendengarkan hal-hal yang tidak bemanfaat, bahkan hati yang masih sering merasa dengki, iri, sombong, ujub dan segala yang menimbulkan hati kita lalai dari mengingat Allah. 

Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 183, “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kau berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kau semoga kau bertakwa.” 

Jika kita mentadaburi firman Allah, disini terdapat satu ibadah khusus yang diwajibkan bagi para hamba-Nya, yaitu berpuasa. Bukan ibadah lainnya menyerupai bersedekah, shalat, umrah ataupun yang lainnya. 

Apalagi saat disambung pada ayat selanjutnya pada surah Al-Baqarah ayat 184, “Bulan Ramadhan yaitu (bulan) yang diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk kepada insan dan klarifikasi mengenai petunjuk-petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)…” 

Dari sini, terdapat hikmah besar tersembunyi yang hanya akan dimengerti oleh orang-orang yang mau mentadaburi makna di setiap huruf-huruf Al-Quran. Karena ayat kewajiban berpuasa disandingkan dengan ayat sehabis nya yang diawali dengan kata Ramadhan. 

Beberapa Keistimewaannya:

1) Puasa yaitu sebuah ibadah yang mempunyai keistimewaan yang sangat besar. diantaranya yaitu, Allah sendiri yang akan pribadi membalas pahalanya. Sebagaimana yang dikatakan di dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah, Rasulullah Saw. bersabda;

“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh insan akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah taala berfirman (yang artinya) “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut yaitu untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan ia meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapat dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan saat ia berbuka dan kebahagiaan saat berjumpa dengan Rabb-nya. Sungguh amis orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada amis minyak kasturi.(HR. Bukhari & Muslim). 

2) Bagi orang yang berpuasa mempunyai pintu nirwana khusus berjulukan “Ar-Rayyan” yang tidak akan dimasuki kecuali oleh orang-orang yang berpuasa tulus lantaran Allah Taala.

Sebagaimana dalam hadis disebutkan, “Sesungguhnya di nirwana ada pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang-orang yang berpuasa di hari simpulan zaman masuk dari pintu itu. Tidak dibolehkan seorang pun memasukinya selain mereka. Lalu dikatakan, ‘Dimana orang-orang yang berpuasa? Mereka pun bangkit, tidak ada seorang pun yang masuk kecuali dari mereka. Ketika mereka telah masuk, (pintunya) ditutup dan tidak seorang pun masuk lagi.” (HR. Bukhari & Muslim). 

3) Mustajabnya doa bagi orang yang berpuasa sebagaimana di dalam hadis, “Ada 3 doa yang tidak tertolak : doa pemimpin yang adil, doa orang yang berpuasa hingga ia berbuka, dan doa orang yang terzalimi.” 

Imam An-Nawawi menjelaskan, “Dianjurkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa sepanjang waktu puasanya (selama ia berpuasa) dengan doa-doa yang sangat penting bagi urusan darul abadi dan dunianya, bagi dirinya, bagi orang yang dicintai dan untuk kaum muslimin.” 

Dan pada ayat terakhir surat Al-Baqarah ayat 183, Allah menutup dengan berfirman, “Agar kau bertakwa.” Sadarkah kita, bahwa dalam makna ayat tersebut terdapat sebuah pengharapan yang mana Allah taala memperlihatkan kita peluang besar untuk sanggup mencapai derajat orang yang bertakwa. 

Cinta itu butuh pembuktian. Maka, kalau kita benar-benar serius menyayangi Allah, buktikanlah dengan selalu menaati perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Ikutilah segala petunjuk Rasulullah Saw. dengan megikuti segala ibadah yang dituntunkan dan dicontohkan kepada kita. 

Selain itu juga ini yaitu bulan dimana Al-Quran diturunkan. Beribu keberkahan terlimpah pada bulan ini. Ditambah lagi ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, yaitu malam Lailatul Qadr

Maka, masih adakah dalam diri kita yang tidak ingin memanfaatkan waktu sebulan yang begitu singkat ini? Jadikanlah Ramadhan ini bulan yang penuh makna. Bulan yang menimbulkan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dan bertakwa. 

Karena sanggup jadi ini yaitu Ramadhan terakhir kita. Di mana para jago kubur pun berharap sanggup memperoleh hanya sedetik saja keberkahannya. Jangan kita menjadi orang yang menyesal dan termasuk menjadi orang yang celaka lantaran tidak mendapat ampunan dan rahmat Allah. Na’uzubillahi min dzalik.[]

*Penulis merupakan mahasiswi tingkat 2 Universitas Al-Azhar, Mesir.
banner
Previous Post
Next Post