Tuesday, 24 September 2019

Meneliti Konsep Dosa Warisan

Dalam artikel kali ini kita akan membicarakan perihal konsep dosa warisan Meneliti Konsep Dosa Warisan
1001 doa- Dalam artikel kali ini kita akan membicarakan perihal konsep dosa warisan. Faktanya, meskipun konsep dosa warisan dipercaya oleh sebagian besar umat Katolik di Barat, tapi secara keseluruhan tidak disepakati oleh semua umat Kristen.

Dan dari tiga agama Abrahamic, yaitu Yudaisme, Kristen, dan Islam, Yudaisme dan Islam tidak mengenal konsep dosa warisan. Faktanya, Keristenan Timur juga tidak mengikuti prinsip ini.Konsep dosa warisan disebabkan lantaran Adam dan Hawa berdosa saat mereka melanggar perintah Tuhan biar jangan memakan buah terlarang di dalam surga. Dan dosa itu diwariskankepada keturunan mereka, yang berartisemua insan sampai zaman kini terkena dosa itu. Dan ini merupakan cuilan penting dari kepercayaan Kristen.

Iman Katolik mengajarkan bahwa insan terlahir penuh dosa, dan kita sanggup meraih ampunan denganberiman kepada Yesus Kristus yang menebus dosa-dosa manusia. Kaprikornus selesai hidup Yesus telah membayar dosa warisan yang menghipnotis semua umat manusia.Apakah ini masuk akal? Gunakanlah budi kita. Jika kita melihat seorang bayi dan lihatlah wajah bayi tersebut, lihatlah keluguannya, begitu susah untuk meyakinkan diri kita bahwa bila bayi ini mati, maka beliau akan masuk neraka lantaran dosa warisan.

Nyatanya, tidak seorangpun yang pernah melihat seorang bayi dan menyampaikan “Oh, betapa jahatnya bayi ini. Dia perlu dijebloskan ke penjara.”Seorang bayi terlihat begitu polos dan suci. Alasannya yaitu lantaran berdasarkan Yudaisme, Katolik Timur, dan Islam, tidak ada yang namanya dosa warisan. Sekarang mari kita bandingkan antara Katolik dengan Islam.Konsep Islam perihal dosa sangat berbeda. Dalam Kekristenan, bila kamu memikirkan suatu perbuatan jahat, maka hal itu yaitu dosa.

Tetapi dalam Islam, bila kamu memikirkan hal yang buruk, tetapi kamu tidak melaksanakan perbuatan jelek tersebut, maka itu bukan dosa. Bahkan faktanya, bila kamu memikirkan hal jelek tapi kamu tidak melakukannya, maka beliau menjadi amal baik. Kenapa begitu? Cukup berdasarkan logika, kurasa kita semua niscaya oke bahwa semua manusia, baik laki-laki dan perempuan cenderung memikirkan hal-hal jelek daripada hal-hal baik.

Itu sudah sifat alami kita.Bayangkanlah, bila seorang laki-laki sedangberjalan di trotoar dan melihat seorangwanita anggun mengenakan bikini berjalan melewatinya, apakah pikiran pertama yang terlintas di benaknya yaitu berlari ke rumah ibadah terdekat dan bersedekah? Apakah pikiran pertama yang terlintas di benaknya yaitu mengurus anak yatim piatu? Kalian para laki-laki yang sedang membaca goresan pena ini? Ayo, mengakulah.Untukmu yang wanita, kamu sedang berjalan di trotoar dan saat kamu menunduk, ternyata tergeletak cincin berlian 3 karat di trotoar.

Berapa banyak perempuan di dunia ini yang pikiran pertamanya yaitu mengangkat cincin itu tinggi-tinggi dan berseru kepada setiap orang di jalan “Ini yaitu cincin berlian 3 karat yang sangat mahal, siapa yang punya?”Tentu pikiran pertama kita yaitu ingin mengambil cincin itu dan memasukkannya ke dalam saku kita.Jadi sudah menjadi kodrat kita sebagai insan bahwa kita cenderung memikirkan hal-hal jelek daripada hal-hal baik.

Ini hanyalah soal menahanhasrat ingin berbuat dosa sehingga kitalayak mendapatkan pahala.Dan bila kamu melaksanakan amal baik demi mengharapkan ridho Allah, maka Allah akan memberimu pahala mulai dari 10 sampai 700 kali lipat dari nilai kelakuan baik itu yang sebenarnya.Kenapa begitu? Karena tidak gampang untuk melaksanakan kebaikan. Misalnya kamu memiliki uang 1001 dollar, dan kamu memiliki pilihan untuk membelanjakannya untuk kenikmatan duniawi, atau memberikannya kepada orang-orang miskin.

Itu hal yang sangat sulit dilakukan. Kaprikornus atas rahmat Allah, kelakuan baik diberikan pahala berlipat ganda, sedangkan kelakuan jelek dicatat sesuai dengan nilai kelakuan jelek itu.Sekarang, kita kembali lagi ke topik utama, yaitu perihal dosa warisan. Yangmenjadi pertanyaan adalah, darimana konsep ini berasal? Jika kamu seorang Katolik dan diberitahu bahwa aliran ini tiba dari Yesus Kristus, berhati-hatilah! Tidak pernah sekalipun Yesus Kristus mengajarkannya. Yesus Kristus yaitu seorang Yahudi Orthodox dan itulah mengapa beliau dijuluki Rabbi Yesus.

Dia mengajarkan aturan Yahudi Orthodox.Yesus berkata dalam Matius 19:14"Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah bawah umur itu, janganlah menghalang-halangi mereka tiba kepada-Ku; lantaran orang-orang yang menyerupai itulah yang empunya Kerajaan Surga."(Matius19:14)Jika bawah umur ini ternoda lantaran dosa warisan, bagaimana mungkin beliau menyampaikan bahwa mereka yaitu empunya Kerajaan Surga? Tapi para pendeta mengajarkan bahwa bawah umur akan masuk api neraka bila mereka mati tanpa dibaptis.

Sedangkan Yesus Kristus mengajarkan bahwa bawah umur terlahir dalam keadaan suci.Dalam Perjanjian Lama yang merupakan kitab aturan yang Yesus ajarkan sebagai seorang Yahudi Orthodox, tercatat dalam Ezekiel 18:20:“Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akanturut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan mendapatkan berkat kebenarannya, dan kejahatan orang fasik akan tertanggung atasnya.”(Ezekiel 18:20)Dalam ayat ini dikatakan bahwa kejahatan ditanggung orang yang melakukannya. Jadi, darimana konsep dosa warisan berasal?

Kata-kata Yesus Kristus sangat bertentangan dengan konsep dosa warisan.Jika kamu masih ragu-ragu, bacalah Ulangan 24:16 dan itu yaitu ayat yang sangat jelas. Dan para Katolik yang ingin beradu argumen perihal konsep ini, mereka berkata “Ezekiel dan Bilangan merupakan Perjanjian Lama, sedangkan kami sebagai umat Katolik mengikuti Perjanjian Baru.” Tapi apa duduk perkara dengan argumen macam ini. Masalahnya adalah, memang benar bahwa itu ada di dalam Perjanjian Lama, tapi kitab Perjanjian Lama tidak lebih bau tanah daripada Adam.

Jika dosa warisan telah menimpa umat insan semenjak zaman Adam, maka tidak akan pernah ada seorang Nabi dari zaman manapun yang memiliki pemikiran bahwa kejahatan ditanggung oleh orang yang melakukannya. Nabi manapun dalam setiap zaman tentu akan mengajarkan konsep dosa warisan.

Tapi nyatanya, tidak seorangpun mengajarkannya.Jadi bila kita ingin mengetahui solusi dalam konsep dosa warisan ini, maka kita harus bertanya "apakah ada agama yang tetap konsisten dengan aliran Yesus Kristus terkait dosa warisan?Jawabannya adalah“Ya.”Islam tidak mengenal konsep dosa warisan. Dalam agama Islam, setiap orang bertanggung jawab terhadap tindakannya masing-masing. Dalam Islam, seseorang menanggung dosanya sendiri saat mereka sudahakhil balig(sudah berilmu balig cukup akal untuk membedakan antara hal baik dan buruk).

Allah berfirman di dalam Al’Quran:“Dan bekerjsama seorang insan tiada memperoleh kecuali apa yang diusahakannya”(An-Najm:39).”"Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya beliau berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya beliau tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri”(Al-Isra’:15)”“(yaitu) bekerjsama seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,”(An-Najm:38)Jadi setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya masing-masing dan tidak ada seorangpun yang akan masukneraka lantaran mereka menanggung dosa warisanan semenjak lahir.

http://1001-doa.blogspot.com




banner
Previous Post
Next Post