Kemuliaan Al Qur`an Al Karim (1)
Kemuliaan Al Qur`An Al Karim (2)
in
Al Qur'an
on November 18, 2019
Siapakah Ulama yang Paling Mulia?
Al-Harali rahimahullah berkata,
وَأَكْمَلُ الْعُلَمَاءِ مَنْ وَهَبَهُ اللَّهُ تَعَالَى فَهْمًا فِي كَلَامِهِ وَوَعْيًا عَنْ كِتَابِهِ وَتَبْصِرَةً فِي الْفُرْقَانِ وَإِحَاطَةً بِمَا شَاءَ مِنْ عُلُومِ الْقُرْآنِ
“Ulama yang paling tepat yakni orang yang diberikan anugerah oleh Allah Ta’ala berupa pemahaman terhadap firman-Nya, hafal Kitab-Nya, mengajarkannya, dan mengetahui ilmu-ilmu yang terkandung di dalamnya sesuai dengan apa yang Allah kehendaki.”
Al Qur`an Al Karim yakni Kalamullah, Lebih Mulia dari Seluruh Ucapan Selainnya
Imam Syafi’i rahimahullah menyatakan,
جَمِيعُ مَا تَقُولُهُ الْأُمَّةُ شَرْحٌ لِلسُّنَّةِ وَجَمِيعُ السُّنَّةِ شَرْحٌ لِلْقُرْآنِ وَجَمِيعُ الْقُرْآنِ شَرْحُ أَسْمَاءِ اللَّهِ الْحُسْنَى وَصِفَاتِهِ الْعُلْيَا
“Seluruh yang dikatakan (ulama) umat ini (tentang Hadist), hakikatnya merupakan penjelas As-Sunnah, sedangkan seluruh As-Sunnah merupakan penjelas Al-Qur`an, sedangkan seluruh isi Al-Qur`an yakni penjelas nama Allah yang terindah dan sifat-Nya yang paling sempurna.”
Ada pula keterangan dari selain ia yang menambahkan kalimat berikut.
وَجَمِيعُ الْأَسْمَاءِ الْحُسْنَى شَرْحٌ لِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ وَكَمَا أَنَّهُ أَفْضَلُ مِنْ كُلِّ كَلَامٍ سِوَاهُ فَعُلُومُهُ أَفْضَلُ مِنْ كُلِّ عِلْمٍ عَدَاهُ
“Seluruh nama Allah yang terindah yakni penjelas nama-Nya yang teragung, dan sebagaimana firman-Nya lebih mulia dari seluruh ucapan selainnya, maka ilmu yang terkandung di dalam Al-Qur`an lebih mulia pula dari semua ilmu selainnya.”
Barangsiapa yang Dianugerahi Kefahaman yang Dalam wacana Al-Qur`an, Ia Benar-Benar Telah Dianugerahi Karunia yang Banyak!
Allah Ta’ala berfirman,
أَفَمَنْ يَعْلَمُ أَنَّمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ الْحَقُّ كَمَنْ هُوَ أَعْمَىٰ ۚ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Adakah orang yang mengetahui sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar, sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang terpelajar (baik) saja yang sanggup mengambil pelajaran.” (Q.S. Ara‘du: 19).
يُؤْتِي الْحِكْمَةَ مَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْرًا كَثِيرًا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ
“Allah menganugerahkan Al-Hikmah (kefahaman yang dalam wacana Al-Qur`an) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang terpelajar (baik)lah yang sanggup mengambil pelajaran (dari firman Allah)” (Q.S. Al-Baqarah: 269).
Mujahid rahimahullah menafsirkan Al-Hikmah dalam ayat di atas dengan,
الفهم والإصابة في القرآن
“Pemahaman (yang bagus) dan kebenaran dalam memahami Al-Qur`an.”
Muqatil rahimahullah pun memberikan hal yang semakna,
يَعْنِي عِلْمَ الْقُرْآنِ
“(Al-Hikmah) maksudnya yakni ilmu Al-Qur`an.”
Apakah Penghalang Seseorang dari Memahami Al-Qur`an?
Sufyan bin ‘Uyainah menjelaskan firman Allah Ta’ala,
سَأَصْرِفُ عَنْ آيَاتِيَ الَّذِينَ يَتَكَبَّرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ
“Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari ayat-ayat-Ku” (Q.S. Al-A’raaf: 146). Beliau berkata,
أَحْرِمُهُمْ فَهْمَ الْقُرْآنِ
“Aku akan halangi mereka dari memahami Al-Qur`an (sebagai eksekusi bagi mereka.”
Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah menyatakan di antara lantaran seseorang tidak memahami Al-Qur`an yakni sibuknya hati memikirkan dunia, berikut ini pernyataan beliau.
لَا يَجْتَمِعُ فَهْمُ الْقُرْآنِ وَالِاشْتِغَالُ بِالْحُطَامِ فِي قَلْبِ مُؤْمِنٍ أَبَدًا
“Tidak akan berkumpul di hati seorang mukmin selamanya antara memahami Al-Qur`an (dengan baik) dan sibuk memikirkan komplemen dunia.”
(Ringkasan Muqaddimah Kitab Al-Burhan Fi ‘Ulumil Qur`an)
[Bersambung]
Daftar Link Artikel Berseri:
- Kemuliaan Al Qur’an Al Karim (1)
- Kemuliaan Al Qur’an Al Karim (2)
- Kemuliaan Al Qur’an Al Karim (3)
- Kemuliaan Al Qur`an Al-Karim (4)
- Kemuliaan Al Qur`an Al Karim (5)
***
Penulis: Ust.
Sumber : Muslim.or.id