Tuesday 26 November 2019

Sepuluh Bahasa Cinta Dalam Mendidik Anak (4)

Sepuluh Bahasa Cinta Dalam Mendidik Anak  Sepuluh Bahasa Cinta Dalam Mendidik Anak (4)


Urgensi Mendidik Anak dengan Cinta dan Kasih Sayang

Tatkala Anda tahu bahwa kecintaan Allah ialah tujuan mendidik anakmaka ketahuilah bahwa mendidik anak dengan cinta karena-Nya ialah kasus yang dicintai-Nya. Allah Ta’ala amatlah mengasihi hamba-hamba-Nya yang didalam hatinya terdapat kasih sayang dan cinta kepada sesamanya. Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الرَّاحِمُونَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ ارْحَمُوا أَهْلَ الأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ
“Orang-orang yang penyayang pasti akan disayangi pula oleh Ar-Rahman (Allah). Maka sayangilah penduduk bumi pasti Yang di atas langit pun akan menyayangi kalian” (HR. Abu Dawud, dinyatakan shahih oleh Al-Albani).
Renungkanlah, tidakkah kita mau menjadi orang yang disayangi-Nya dan dicintai-Nya melalui cara mendidik belum dewasa dengan kasih sayang dan cinta alasannya ialah Allah?
Perhatikanlah hadis berikut ini, bagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallammengasuh dua anak kecil, Usamah bin Zaid dan  Al-Hasan bin Ali dengan asuhan cinta. Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa dia memeluk dirinya dan Al-Hasan kemudian bersabda,
اللَّهُمَّ إِنِّي أُحِبُّهُمَا فَأَحِبَّهُمَا أَوْ كَمَا قَال
“Ya Allah, sungguh saya mengasihi keduanya maka itu cintailah keduanya”, atau sebagaimana dia sabdakan” (HR. Al-Bukhari).
Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallampernah mengambilku dan mendudukkanku di atas pahanya serta meletakkan Hasan di paha dia yang lainnya, kemudian dia mendekap keduanya dan berdo’a,
اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمَا فَإِنِّي أَرْحَمُهُمَا
Ya Allah kasihilah keduanya alasannya ialah saya mengasihi keduanya” (HR. Al-Bukhari).
Pelajaran
  1. Di dalam hadis yang agung di atas terdapat instruksi bahwa kecintaan dan kasih sayang dia kepada dua anak kecil tersebut ialah cinta dan kasih sayang yang nrimo alasannya ialah Allah dan demi mengharap keridhaan-Nya, alasannya ialah mengiringi kecintaan dan kasih sayangnya dengan kecintaan dan kasih sayang Allah sebagai dasarnya sekaligus buahnya.
  2. Mengasuh anak dengan cinta dan kasih sayang yang nrimo ialah kasus yang diajarkan dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam! Maka barangsiapa mempraktekkannya berarti ia mengikuti suri teladan terbaik, Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan barangsiapa yang mengikuti beliau, maka tanda bahwa ia mengasihi Allah dan dicintai oleh-Nya, alasannya ialah Allah berfirman,
    قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
    “Katakanlah, “Jika kau (benar-benar) mengasihi Allah, ikutilah aku, pasti Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Ali Imraan: 31).Imam Ibnu Katsir rahimahullah menyatakan:
    هذه الآية الكريمة حاكمة على كل من ادعى محبة الله ، وليس هو على الطريقة المحمدية فإنه كاذب في دعواه في نفس الأمر ، حتى يتبع الشرع المحمدي والدين النبوي في جميع أقواله وأحواله
    “Ayat yang mulia ini merupakan hakim bagi setiap orang yang mengklaim bahwa dirinya mengasihi Allah, jikalau ia tidaklah berada di atas Sunnah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka bahwasanya ia berdusta dalam persoalan tersebut sampai mengikuti Syari’at dan agama (yang dibawa) Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam seluruh ucapan maupun perbuatannya”.
[Bersambung]
[serialposts]
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslim.or.
banner
Previous Post
Next Post