Saturday 21 December 2019

Majmu' Syarh Al-Muhadzdzab, Selayang Pandang

Google Image

Oleh: Ahmad Qusyairi*

Imam Nawawi ialah seorang ulama besar mazhab Syafi’i. Beliau lahir di kota Nawa. Nama ia Nawawi dinisbatkan kepada kota asal ia tersebut, yang berada bersahabat Damaskus. Beliau merupakan pemikir besar muslim di bidang fiqh maupun bidang hadis.

Tiga kitab paling terkenal yang pernah ia tulis ialah Al-Arba’un An-Nawawi, Al-Azkar, dan Riyadh Ash-Shalihin. Tentu bukan hanya tiga kitab ini saja yang ditulis Imam Nawawi. Ada bayak karya ia dalam banyak sekali bidang ilmu yang berkaitan dengan syari’ah.

Salah satu dari sekian banyak karya ia yang juga terkenal ialah Al-Majmu’ Syarah Al-Muhadzdzab. Kitab ini ialah kitab yang dikenal dengan ketebalannya yang menciptakan kita sangat kagum kepada beliau. Kitab ini terdiri dari 27 jilid dan dengan jumlah halaman mencapai 14.072.

Semua ulama setuju bahwa kitab yang satu ini memang menjadi salah satu tumpuan utama dalam mazhab Syafi’i. Pasalnya kitab ini terlahir dari seorang muhaqqiq dan muharrir mazhab Syafi’i yang terkenal.

Kitab ini merupakan syarh dari salah satu kitab fiqh mazhab Imam Syafi’I, Al-Muhadzdzab karya Abu Ishaq Asyairazi. Al-Muhadzdzab sendiri merupakan karya yang bisa mencuri perhatian ulama-ulama Syafi’iyyah. Sehingga banyak dari kalangan ulama yang menukilkan syarh terhadap kitab yang satu ini. Namun kitab Al-Majmu’ lah yang dianggap paling sukses dalam mensyarahnya.

Dalam kitab Al-Majmu’ ini Imam Nawawi berhasil memisahkan antara pendapat jumhur ulama Syafi’iyyah dengan pendapat yang minoritas, sekaligus menjelaskan pendapat yang mu’tamad.

Beliau memaparkan pendapat jumhur, namun saat menyebutkan pendapat yang absurd ia sebutkan siapa yang mengeluarkan pendapat tersebut. Dalam kitab ini ia juga memaparkan fiqh mazhab, itulah mengapa kitab ini dianggap salah satu karya di bidang fiqh muqarin.

Dalam jilid pertama kitab ini berisi muqaddimah dari muhaqqiq dan muqaddimah dari Imam Nawawi sendiri.

Sebelum menuntaskan penulisannya Imam Nawawi terlebih dahulu meninggal dunia. Akhirnya kitab ini berhenti hingga Bab Riba yang terdapat pada jilid ke-10. Kemudian penulisan kitab ini dilanjutkan oleh Imam As-Subki dengan menambahkan kitab al-buyu’ sebanyak satu jilid.

Kemudian dilanjutkan lagi oleh Muhammad Najid Al-Muthi’. Beliau menyempurnakan kitab Al-Majmu’ yang tidak terselesaikan oleh Imam Nawawi dan Imam As-Subki. Imam Muhammad Najid Al-Muthi’i mengaku bahwa yang mendorong ia menulis takmilah kitab ini ialah sebuah mimpi yang pernah ia alami di suatu malam.

مجموع شرح المهذب

مألف : النووي ( الإمام أبي زكريا محي الدين يحي بن شرف النووي الدمشقي 631-676 ه )

*Penulis merupakan mahasiswa tingkat 2 Fakultas Dirasat Islamiyah, Universitas Al-Azhar Kairo.
banner
Previous Post
Next Post