Monday, 23 September 2019

Tokoh Dibalik Ketuhanan Yesus



Paulus yakni anak didikGamalied, seorang guru yang termasyhur, akhli Taurat dan Falsafah. Ibu Paulus yakni orang Yunani, dan ayahnya orang Yahudi, sehingga pelajaran agama yang diperolehnya yakni gabungan dari pada kepercayaan Yahwedan Helenisme.

Dari percampuran darah Yahudi dan Yunani, yaitu darah cerdas dan darah pemikir (kita tahu bahwa bangsa Yahudi populer lantaran kecerdasannya, dan bangsa Yunani banyak melahirkan tokoh-tokoh falsafat yang agung), maka Paulus memang luar biasa. Otaknya cemerlang bukan main! Dapat kita saksikan nanti dalam surat-surat kirimannya.

Ia bahkan dengan gemilang, sekalipun mendapatkan tantangan yang bukan sedikit, berhasil menyatukan alampikiran orang-orang Gerika, Alexandria, Gybelle dan Yahudi, yang di lalu hari merupakan suatu kekuatan yang luar biasa.Terdorong oleh ibunyalah, barangkali, makanya ia berkeras hati ingin mengabarkan Alkitab kepada orang orang kafir (baca: Gerika), dan terdorong oleh kebenciannya kepada sang ayah - yang berdasarkan penelitian sejarah tidak pernah menyayangi Paulus - maka ia sangat memusuhi ayahnya, bahkan bangsa dan agama ayahnya. Kitapun sanggup membaca nanti dalam surat-surat kirimannya, betapa ia "mencuci"bersih-bersih orang-orang Yahudi, bahkan hingga kepada Tauratnya!Mengenai suku bangsanya, Paulus sendiri memperlihatkan keterangan sebagai berikut:

1.Ia yakni orang Rum, dalam keterangannya kepada orang Rum. (Kisah Para Rasul 16:37)

2.Ia yakni orang Yahudi, dalam keterangannya kepada orang Yahudi. (Kisah Para Rasul 22:2-3)

3.Ia yakni orang Parisi, dalam keterangannya kepada orang Parisi. (Kisah Para Rasul 23:6)

Menurut budi awam saja, bila seseorang memperlihatkan dua keterangan,apalagi hingga tiga, dan masing-masing keterangan itu berbeda, artinya manusiaitu tengah berdusta. Paulus nampaknya menyadari betul dustanya ini, alasannya yakni di lalu hari ia bahkan menekankan kepada pengikut-pengikutnya untuk berbuat serupa sebagaimana dituliskannya dalam I Korintus 9:20 yang berbunyi;"Demikianlah bagi orang Yahudi saya menjadi ibarat orang Yahudi, supaya saya memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah aturan Taurat saya menjadi ibarat orangyang hidup di bawah aturan Taurat, sekalipun saya sendiri tidak hidup di bawah aturan Taurat, supaya saya sanggup memenangkan mereka yang hidup di bawah aturan Taurat."Ia lalu dengan sombongnya mengatakan:"Bila dustaku ini melimpahkan kepada kemuliaan Allah, adakah saya ini masih akan dihukumkan pula?"(Rum 3:7)Pribadi Paulus telah kita kenal. Ia bukan saja mahir "putar-balik" yang mengagumkan, tetapi juga seorang yangkeras kepala. Ia pun dengan besar hati menulis bahwa ia tidak mau tunduk kepada siapa pun - sanggup diartikan termasuk kepada Yesus, bahkan Tuhan - dan begitulah katanya, bahwa segala sesuatu yakni halal baginya, meskipun segala sesuatu itu belum tentu berfaedah.Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi saya tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun.(I Korintus 6:12)Keterangan dustanya ini berlarut-larut terus, sehingga kita dapati pula nanti, pada waktu ia mendapatkan "panggilan Ilhami" ibarat contohnya berdasarkan keterangannya yang pertama, ia tidak melihat apa-apa, tapi berdasarkan keterangan keduanya ia melihat cahaya.Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu bunyi yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?(Kisah Para Rasul 9:4)Menurut keterangannya yang pertama bahwa hanya ia sendiri yang mendengarkan bunyi itu, sementara berdasarkan keterangannya yang kedua, katanya kami semuanya mendengarkan. Menurut keterangannya yang pertama iamengatakan bahwa hanya ia sendiri yang jatuh, namun berdasarkan keterangan yang kedua ia mengatakan"kami semuanya rebah."Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suaraDia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.(Kisah Para Rasul 22:9).Kami semua rebah ke tanah dan saya mendengar suatu bunyi yang menyampaikan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.(Kisah Para Rasul 26:14)Ia tidak melihat apa-apa, tetapi sanggup menyaksikan dengan terperinci kawan-kawannya berjatuhan.

Tidakkah ini menarik? Apalagi jikalau anda tahu bahwa potongan-potongan kisah di atas merupakan bab dari rangkaian dongeng yang ditulisnya untuk meyakinkan kepada anda bahwa ia telah didatangi oleh Yesus, dan mendengar bunyi Yesus sendiri yang bertitah, lalu mengangkatnya menjadi seorang Rasul!Di mana menariknya? Perhatikanlah, bahwa meskipun"katanya"saat insiden itu berlangsung ia sedang bersama beberapa orang, tapi tak seorang pun dari mereka yang ikut melihat, apalagi mendengar ucapan atausuara Yesus yang bertitah kepadanya. Artinya, tidak ada satu orang pun saksi mata yang patut dianggapkredibeluntukmenguatkan pengakuannya itu!
banner

Related Posts: