Keutamaan Mempelajari Tafsir Alquran (3)
in
Al Qur'an
on November 18, 2019
Keutamaan Mempelajari Tafsir Quran (2)
5. Mempelajari Tafsir Al-Qur`an ialah Salah Satu Tujuan Diturunkannya Al-Qur`an
Syaikh Muhammad Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah telah menjelaskan,
فالقرآن الكريم نزل لأمور ثلاثة: التعبد بتلاوته، وفهم معانيه والعمل به
“Al-Qur`an itu diturunkan untuk tiga tujuan: beribadah dengan membacanya, memahami maknanya dan mengamalkannya” [1]
Perhatikanlah, Syaikh Al-’Utsaimin rahimahullah menunjukkan tiga perkara yang menjadi tujuan diturunkannya Al-Qur`an. Tentunya ketiga perkara ini sama-sama pentingnya, sama-sama baiknya, sama-sama menjadi tujuan diturunkannya Al-Qur`an.
Yang pertama dari tujuan tersebut ialah beribadah kepada Allah dengan membacanya, tentunya membacanya dengan tajwid dan ilmu qira`ah, kedua: memahami makna atau tafsirnya, ketiga: mengamalkannya
Dengan demikian, sanggup disimpulkan bahwa mempelajari Tafsir Al-Qur`an ialah salah satu tujuan diturunkannya Al-Qur`an.
Jika seseorang sudah sanggup membaca Al-Qur`an atau menghafalnya, ia barulah meraih sepertiga dari tujuan diturunkannya Al-Qur`an. Janganlah berhenti hingga di situ saja, teruskan dengan mempelajari tafsirnya, sehingga ia sanggup mengamalkan isi Al-Qur`an.
6. Kesempurnaan Agama dan Dunia Seseorang Didapatkan dengan Mengetahui Tafsir Kitabullah dan Mengamalkannya
Berkata Al-Ashbahani rahimahullah:
و أما من جهة شدة الحاجة فلأن كل كمال ديني أو دنيوي عاجلي أو آجلي مفتقر إلى العلوم الشرعية و المعارف الدينية و هي متوقفة على العلم بكتاب الله تعالى.
“Adapun ditinjau dari kebutuhan (manusia) yang sangat (terhadap Tafsir Al-Qur`an), maka hal ini sebab seluruh kesempurnaan agama atau dunia, baik yang disegerakan ataupun diakhirkan, membutuhkan kepada ilmu Syar’i dan pengetahuan agama, sedangkan semua itu terkait akrab dengan pengetahuan perihal Kitabullah Ta’ala.” [2]
Sungguh benar ucapan beliau, “bukankah orang yang mempelajari Al-Qur`an dan mengamalkannya dijamin keluar dari kegelapan kepada cahaya?”
Allah Ta’ala berfirman perihal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَىٰ صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ
“(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu biar kau mengeluarkan insan dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” (QS. Ibrahim: 1).
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menjelaskan, “Allah Ta’ala mengabarkan bahwa Dia telah menurunkan kitab-Nya kepada Rasul-Nya, Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, untuk memberikan manfa’at kepada makhluk, mengeluarkan insan dari kegelapan kebodohan, kekufuran, adab yang jelek dan aneka macam macam kemaksiatan kepada cahaya ilmu, iman, dan adab yang baik. Firman Allah بِإِذْنِ رَبِّهِمْyang artinya dengan izin Tuhan mereka, maksudnya: tidaklah mereka mendapat tujuan yang dicintai oleh Allah, melainkan dengan kehendak dan pemberian dari Allah, maka di sini terdapat dorongan bagi seorang hamba untuk memohon pemberian kepada Tuhan mereka (semata). Kemudian Allah menjelaskan perihal cahaya yang ditunjukkan kepada mereka dalam Alquran, dengan berfirman, إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ yang artinya:“(yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji” maksudnya: yang mengantarkan kepada-Nya dan kepada daerah yang dimuliakan-Nya, yang meliputi atas ilmu yang benar dan pengamalannya. Dalam penyebutan العزيز الحميد setelah penyebutan jalan yang mengantarkan kepada-Nya, terdapat aba-aba kepada orang yang menitinya, bahwa ia ialah orang yang mulia dengan imbas kemuliaan Allah, lagi berpengaruh walaupun tidak ada penolong kecuali Allah, dan terpuji dalam urusan-urusannya lagi memperoleh akhir yang baik” (Tafsir As-Sa’di, hal. 478).
Dari klarifikasi di atas, sangatlah terang bahwa barangsiapa yang ingin keluar dari dosa-dosa, ingin keluar dari kekurangan dan kelemahannya menuju kepada kesempurnaan, maka perbanyaklah mempelajari Al-Qur`an dan mengamalkannya, bukannya justru menyedikitkan hal itu sembari sibuk dengan urusan-urusan dunia, sehingga lalai dari berguru dan mengamalkan Al-Qur`an.
7. Mempelajari Tafsir Al-Qur`an ialah Sebab yang Besar Didapatkannya Kelezatan dalam Membacanya
Berkata Imam Ahli Tafsir di zamannya dan zaman setelahnya, sekaligus penulis kitab tafsir Jami’ul Bayan, Al-Imam Ath-Thabari rahimahullah,
إني لأعجب ممن قرأ القرآن ولم يعلم تأويله كيف يلتذ بقراءته؟
“Sesungguhnya saya benar-benar heran kepada orang yang membaca Al-Qur`an, namun ia tidak mengetahui tafsirnya, maka bagaimana ia sanggup mencicipi kelezatan bacaannya?” (Mu’jamul Adibba`: 8/63, dinukil dari Muhadharat fi ‘Ulumil Qur`an).
Dengan demikian, jelaslah urgensi mempelajari tafsir Al-Qur`an Al-Karim. Semoga Allah Ta’ala mengakibatkan kita termasuk orang-orang yang dimudahkan mempelajari tafsir Kalam-Nya dan mengamalkannya. Amiin.
[Selesai]
Daftar Link Artikel Berseri:
- Keutamaan Mempelajari Tafsir Quran (1)
- Keutamaan Mempelajari Tafsir Quran (2)
- Keutamaan Mempelajari Tafsir Quran (3)
***
Penulis: Ust.
Sumber : Muslim.or.id
Catatan Kaki